Halaman

Senin, 31 Mei 2010

bunga anggrek: candi orchid: Peneliti LIPI Temukan Anggrek Terkecil di Dunia

bunga anggrek: candi orchid: Peneliti LIPI Temukan <b>Anggrek</b> Terkecil di Dunia


candi orchid: Peneliti LIPI Temukan <b>Anggrek</b> Terkecil di Dunia

Posted: 31 May 2010 05:44 AM PDT

Destario Metusala menemukan anggrek dari genus Oberonia sp berukuran 1,1 mm - 1,5 mm yang merupakan terkecil di dunia.

"Selama ini anggrek terkecil di dunia ada di Ekuador dengan ukuran 2 mm - 2,1 mm," kata Destario Metusala dalam surat elektroniknya, Sabtu.

Dengan demikian, kata dia, dapat diklarifikasi bahwa untuk sementara ini rekor anggrek terkecil di dunia yang dipegang anggrek dari Ekuador telah dikalahkan anggrek Oberonia sp dari Kepulauan Mentawai itu.


Namun, menurut dia, perlu dicatat bahwa dirinya tidak dalam posisi untuk mengklaim Oberonia sp ini sebagai anggrek terkecil di dunia, karena hal itu perlu kajian ilmiah lebih dalam.

"Tetapi paling tidak, sementara ini kita dapat berbangga karena anggrek Indonesia telah menggeser posisi anggrek dari Ekuador yang sebelumnya diklaim sebagai anggrek paling kecil di dunia," katanya.

Menurut dia, anggrek yang diperoleh dalam eksplorasi di Kepulauan Mentawai tersebut, belum lama ini, memang kurang memiliki nilai komersial di kalangan penggemar anggrek.

Namun, kata dia, dari sudut pandang botani, anggrek itu memiliki nilai pengetahuan yang tidak ternilai.

Ia mengatakan dari pengamatan melalui mikroskop, terlihat anggrek Oberonia sp memiliki bunga berwarna jingga terang, dan dalam satu rangkaian perbungaan disusun atas ratusan kuntum bunga yang tersusun teratur dalam pola spiral.

"Sangat tidak menutup kemungkinan akan ditemukan anggrek dengan ukuran yang lebih kecil dari belantara Indonesia, mengingat masih banyak spesies Oberonia sp di Indonesia yang belum diteliti lebih jauh," katanya. (*)

(U.s018/R009)
COPYRIGHT © 2010

Kesadaran Mengelola Pengetahuan untuk Seorang Guru | <b>BUNGA</b> KEHIDUPAN

Posted: 31 May 2010 05:06 AM PDT

Oleh: Hernowo

Gambar ini dimodifikasi dari sebuah materi yang ada di buku karya Anita Lie.

Ketika berkesempatan memberikan materi seputar strategi kegiatan belajar-mengajar bernama contextual teaching and learning (CTL), saya tentu membuka presentasi saya dengan sebuah gambar. Gambar itu sederhana. Hanya menunjukkan gambar cangkir dan tanaman yang keduanya sedang dituangi air. Gambar tersebut saya ambil dari buku Anita Lie, Cooperative Learning. Gambar cangkir dan tanaman tersebut menyimbolkan dua orang murid yang sedang belajar. Sementara itu, sang guru disimbolkan dengan sarana untuk menuang air. Air adalah pengetahuan “katakanlah jenis mata pelajaran” yang benar-benar dikuasai oleh sang guru.

Begitu sebuah kegiatan belajar-mengajar berlangsung, seorang guru dapat segera menentukan apakah para muridnya akan dijadikan “cangkir atau “tanaman”. Jika dia menjadikan para muridnya sebagai cangkir, itu berarti dia sedang ingin menerapkan strategi menuang tanpa berupaya merangsang para murid untuk mengolah air secara bersungguh-sungguh. Keadaan ini bisa terjadi karena cangkir memang hanya berfungsi untuk menampung tuangan air itu. Cangkir, seakan-akan, tak punya kemampuan untuk mengaitkan air (pengetahuan) dengan diri masing-masing murid yang sedang belajar. Akhirnya, jika nanti para murid itu dites, cangkir-cangkir hanya akan mengeluarkan lagi apa yang diterima atau disimpannya.

Tentu keadaan tersebut berbeda sekali jika seorang guru memilih agar para muridnya menjadi “tanaman” dan Anda akan segera paham bahwa jenis tanaman itu bermacam-macam. Ada tanaman yang menghasilkan buah (tomat, papaya, cabe, dsb.), dan ada tanaman yang menghasilkan bunga (mawar, melati, anggrek, dsb.), serta ada tanaman yang tidak berbuah dan berbunga tapi memproduksi daun yang rimbun. Ketika si guru menuangkan air ke tetanaman, secara otomatis tetanaman itu tidak hanya menerima tetapi juga mengolah air (pengetahuan) tersebut. Tetanaman tentu akan menerima air dengan senang hati karena mereka sangat memerlukannya untuk hidup. Agar air itu bermanfaat bagi kehidupan mereka, tetanaman itu pun akan bersungguh-sungguh dalam menolah air yang mereka terima. Mereka akan mengolah sesuai dengan keperluannya, apakah air tersebut akan diolah untuk menumbuhkan dan memperkuat akar atau untuk merimbunkan daun-daun atau untuk memproduksi buah dan bunga.

Hingga di sini, Anda, sebagai seorang guru, tentu dapat membayangkankan perbedaan sangat mendasar antara murid yang menjadi sekadar cangkir (benda mati) atau tanaman (makhluk hidup). Menarik sekali jika, pada saat ini, murid-murid yang sedang belajar di sekolah itu senantiasa dianggap tetanaman yang segar dan sedang mekar-mekarnya. Jenis tanaman, saya kira, sangat beragam sebagaimana keberagaman setiap makhluk bernama manusia. Sebaliknya dari menjadi tanaman, simbol cangkir akan tidak menarik karena seakan-akan seluruh murid itu sama (seragam) dan pasif. Jika yang seragam itu pakain sekolahnya tentu tidak ada masalah. Tapi jika yang seragam adalah otak atau dirinya, tentulah kegiatan belajar akan sangat tidak menarik. Lalu, siapa yang menentukan apakah seorang murid itu akan menjadi cangkir atau tanaman?

Tentulah yang menentukan apakah seorang murid itu akan menjadi cangkir atau tanaman, ketika akan menjalani sebuah kegiatan belajar, bukanlah si murid. Gurunyalah yang berperan sangat besar. Seorang guru akan dapat memilihkan dan menentukan apakah para murdinya akan menjadi tetanaman apabila dia memiliki kesadaran dalam mengelola pengetahuan (knowledge management). Dia sadar bahwa pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja bagaikan seseorang sedang menuang air ke cangkir. Pengetahuan baru akan menjadi sebuah ilmu yang bermanfaat jika pengetahuan itu “diolah” tepatnya diproduksi menjadi sesuatu yang sesuai dengan keperluan si penerima dan pegolah pengetahuan tersebut. Dan semua itu perlu proses, tidak bisa instan. Murid harus diberi kesempatan untuk merenungkan dan menuliskan setiap pengetahuan yang diterimanya. Dan seorang guru harus dapat mendorong si murid agar berani secara habis-habisan mengaitkan (mengontekskan) pengetahuan baru itu dengan keunikan pengalaman dirinya.

Sumber: Millist Klub Guru Indonesia

Forkabi : Almarhum Pemberani dan Suka Menolong

Posted: 31 May 2010 02:51 AM PDT

TANGERANG (Pos Kota)- Korban Endit Mawardi,43 dikenal sebagai orang pemberani. Banyak orang yang punya masalah datang meminta bantuan kepada ayah dari 3 anak ini.

Menurut kerabat dekat almarhum Lukman Hakim, korban yang Satpam Perumahan Mansion itu berhati baik dan suka menolong warga yang kesusahan.

Korban sebagai Ketua Ranting Forkabi (Forum Komunikasi Masyarakat Betawi) Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang. Istri Ny. Nusraliah, 40,  tak kuasa menahan sedih karena ditinggal suaminya untuk selama-lamanya. Ia pingsan disamping jenazah suaminya. Ratusan pelayat nampak sedih menahan duka.Mereka mendekat ke janazah Endit sambil membaca doa.

Almarhum merupakan anak pertama dari lima bersaudara pasangan (alm) H. Syafei Dalih dan Ny Iroh. Menurut informasi, Endit semula dijemput rekannya pada Minggu sore selepas Mmagrib diajak menyelesaikan masalah. Istri Endit Ny. Nusraliah sempat melarang suaminya itu pergi dari rumah. Namun, sang suami tetap pergi bersama rekannya dengan menaiki motor.

Tak lama pergi, sang istri lalu mendengar kabar suaminya diclurit orang. Usai kejadian banyak warga yang marah. Mereka mengamuk dengan membakar puluhan tempat usaha di jalan Kosambi Jakarta Barat dan Keluhan Petir. Petugas sempat mencegah aksi ratusan orang itu merusak dan membakar tempat usaha kayu bekas dan besi bekas.

TAK ADA SWEEPING

Ketua umum DPP Forkabi, H.Husain Sani yang ditemui di rumah duka menyesalkan kejadian ini. “Seharusnya kalau saling menghargai tak perlu terjadi peristiwa ini,” ujarnya sambil mengimbau agar anggotanya menahan emosi.

Menurutnya, tak akan ada sweping atas kejadian ini . Yang paling penting polisi segera menangkap pelaku pembunuhan terhadap Endit dan memproses secara hukum.

Hal senada juga diungkapkan ketua Satgas DPP Forkabi Maulana Yusuf Alfarok alias Ucok yang datang ke rumah duka di Gang Anggrek No.5 RT.05/02 Kelurahan Petir, Cipondoh. Ditanya tetang latar belakang pembunuhan Endit ini Farok mengaku belum tahu persis. Ia mengajak semua anggota Forkabi se Jabotabek untuk bersatu menjaga tanah Betawi ini.

Di rumah duka hingga pemakaman Edit, ratusan polisi menjaga ketat jalannya prosesi pemakaman. Jenazah dikuburkan di TPU petir usai disalatkan di mesjid Petir sekitar pk.13.00.

Kapolres Metro Tangerang Kombes Maruli CC Simanjuntak juga nampak hadir di pemakaman, bahkan ia mengirim karangan bunga dukacita di rumah korban. Menurut Kapolores pihaknya mengerahkan sekitar 600 personil menjaga agar prosesi pemakaman berjalan lancar.(Maryoto/dms)

Kapolres dan Walikota Jakarta Barat Melayat

Posted: 31 May 2010 01:01 AM PDT

Istri Endid, Nasruniyah hingga saat ini masih syok. Dia menangisi kepergian suaminya yang mendadak.

Berjumpa Si Putih Madonna di Keukenhof �

Posted: 30 May 2010 10:46 PM PDT

Hamparan bunga tulip warna-warni bak pelangi di area seluas 32 hektare. Dapat dinikmati dengan perahu.

Lebih Dekat dengan Feng Shui Anggrek

Posted: 30 May 2010 08:47 PM PDT

Anggrek, lambang cinta abadi. Kiasan tersebut tak terlalu berlebihan. Seperti itulah yang diungkapkan sejumlah pencinta tanaman hias tersebut. Seperti apa? Ari Sisworo, Medan Sebagai tanaman hias, anggrek telah lama menjadi penghias beranda, bahkan ruangan. Aneka jenis dan warnanya telah banya ...

Habibie Persembahkan Karangan <b>Bunga Anggrek</b> untuk Ainun

Posted: 28 May 2010 06:38 PM PDT

JAKARTA, DETIKPOS.net - Setelah sekitar 20 menit memanjatkan doa untuk mendiang istrinya, Hasri Ainun Habibie, mantan presiden RI Habibie lalu meletakkan karangan bunga anggrek, ke dalam tiga buah vas bunga yang telah dipersiapkan.

Dengan dibantu sang keponakan, Adrie Soebono, Habibie menyiramkan air ke sekujur makam, mulai dari nisan, hingga ujung makam yang satunya. Dengan tangan yang gemetar, serta wajah yang masih menyiratkan kesedihan, Habibie membasahi makam mendiang istrinya.

Sekitar pukul 15.50 WIB, seluruh prosesi ziarah telah selesai ia lakukan, dan menteri riset dan teknologi era presiden Suharto itupun langsung pergi meninggalkan areal Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (28/5/2010).

Langkahnya terburu-buru, menyiratkan bahwa ia tidak ingin diganggu, masih dengan dibantu sang keponakan, Adrie Soebono.

Hari ini adalah kali keempat ia menziarahi makam tersebut, sejak Ainun Habibie dimakamkan pada Selasa lalu (25/05/2010). Sejak Rabu lalu, Habibie selalu menziarahi makam tersebut, pada waktu yang relatif sama. [surya]

Blog Berita Hari Ini Terkini Indonesia

Anggrek Terkecil di Dunia - Adandu

Posted: 22 May 2010 04:17 PM PDT

Ahli botani di Ekuador mendapat penghormatan karena menemukan anggrek terkecil di dunia dengan lebar hanya 2.1mm dan kelopak yang transparan hanya satu sel tebal.

 

Tanaman itu berasal dari Platystele genus yang membentuk sebagian besar miniatur tanaman.

Ilmuwan Amerika Jost Lou menemukan bunga kecil itu secara kebetulan di antara akar tanaman yang lebih besar dan ia kumpulkan dari Cerro Candelaria di timur Andes.

"Aku melihat di antara akar ada tanaman kecil yang aku sadar lebih menarik daripada anggrek yang lebih besar,” katanya.

Itu adalah 60 anggrek baru yang telah ditemukan dalam sepuluh tahun terakhir. Dr Jost bekerja untuk EcoMinga Foundation Ekuador.

Lebih dari 1.000 spesies anggrek telah diekplorasi di negara Amerika Selatan dalam 100 tahun terakhir sebagai jalan baru membuka daerah-daerah terpencil.

Dr Jost menemukan kelompok paling menarik dari 28 jenis anggrek dari genus teagueia di daerah pegunungan dekat Banos, Ekuador.

Kelompok itu sebelumnya diperkirakan hanya memiliki enam spesies.

 

IniLAH.COM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar