Halaman

Minggu, 27 Februari 2011

bunga anggrek: The Meaning Of The Flowers | We Love Fan Fiction

bunga anggrek: The Meaning Of The Flowers | We Love Fan Fiction


The Meaning Of The Flowers | We Love Fan Fiction

Posted: 27 Feb 2011 04:08 AM PST

halo! kali ini saya kembali dengan ff baru, masih fresh from the microsoft word (???)

tapi ff ini beda! ff ini ga punya cast, jadi kalian bisa dengan bebas berimajinasi semau-mau kalian. anggap aja karakter ‘kamu’ itu kamu (?) dan ‘dia’ bias kamu, atau siapapun orang yang kamu suka! :)

aneh ya? haha, iya mungkin ff ini sedikit ga jelas, tapi… enjoy it!

###

Kamu berjalan di pinggiran kota Seoul sambil sesekali menggerutu. Hari ini kau merasa sangat lelah karena tugas kuliahmu menumpuk harus diselesaikan, belum lagi pekerjaan sambilanmu yang kau jalani selama ini. Benar-benar melelahkan.

Tiba-tiba ponselmu berdering, dengan malas kamu mengambil ponsel dari dalam tasmu, tapi saat melihat nama yang tertera di layarnya, matamu berbinar. Dia meneleponmu.

"Yoboseyo…" kamu menyapanya di telfon.

Dia membalasnya. Dan ketika kamu mendengar suaranya, rasa lelah yang tadi kamu rasakan seakan menghilang begitu saja. Lalu kamu tersenyum, "Ne… oppa…" panggilmu padanya.

"Sudah sampai rumah?" tanyanya perhatian.

"Belum… masih dijalan," kamu menjawab dengan nada lesu, kembali mengingatkan betapa lelahnya dirimu hari ini.

"Cepatlah sampai rumah… aku sudah menyiapkan sesuatu untukmu…" katanya lagi.

Dahimu berkerut. Sesuatu? Dalam hati kau berpikir, apa yang di siapkannya untukmu. Karena dia adalah kekasihmu, kamu jadi lebih penasaran dari sebelumnya.

"Apa yang oppa siapkan?" kamu bertanya dengan tidak sabaran, sambil terus berjalan.

Dia tertawa kecil, "Rahasia~" godanya padamu, dan kamu tidak bisa lagi menahan senyummu untuk tidak mengembang.

"Bodoh~ Oppa menyiapkan apa? Cepat katakan!" kamu akhirnya memaksanya.

Tapi lagi-lagi dia menolak untuk memberitahumu, dia hanya tertawa kecil. "Makanya, cepat sampai rumah dan lihat apa yang kusiapkan. Ara?"

Kamu merengut sebal, meskipun yakin dia tidak akan melihat ekspresimu sekarang. "Ya sudah~ aku akan lari sampai rumah. Kututup ya~"

"Andwe!!" dia tiba-tiba berteriak, dahimu lagi-lagi membentuk kerutan. "Tidak usah terburu-buru, aku tidak mau terjadi apa-apa padamu…" lanjutnya.

Kamu menghela napas, "Dasar aneh. Ya sudah, aku lelah… kututup… Bye~"

Akhirnya kamu memutuskan sambungan telfon, lalu kembali memasukkan ponselmu ke dalam tasmu.

Kamu terus berjalan menyusuri kota Seoul yang tidak pernah sepi.

Kamu diam-diam bertanya, apa yang disiapkannya untukmu?

###

Kamu akhirnya sampai di rumahmu. Rumah yang sederhana saja, karena hanya ada kamu di dalamnya. Kedua orang tuamu menetap di Amerika sementara kamu menolak ikut karena tidak mau jauh darinya. Ya, dia satu-satunya alasan kenapa kamu tetap di Korea.

Kamu membuka pintu dan kaget ketika sebuket mawar putih jatuh ke atas kepalamu dan akhirnya jatuh ke lantai. Kamu mengambilnya dengan tatapan heran, lalu membaca pesan yang tertempel pada buketnya.

Mawar putih. Artinya adalah cinta yang tulus, sama seperti cintaku padamu. Tulus, tanpa cela…

Kamu tersenyum. Ternyata ini yang dia telah persiapkan untukmu.

Kamu meletakkan sebuket mawar putih itu di atas meja dan meletakkan tasmu di sampingnya, kamu juga melepaskan jaketmu dan menyampirkannya di sofa, lalu kamu berjalan ke kamar.

Lagi-lagi, kamu terkejut. Kamu menemukan bunga anggrek di atas meja kerjamu. Kamu mendekatinya dan ada secarik kertas asing yang diletakkan di sampingnya. Kamu mengambilnya dan mulai membacanya.

Anggrek… melambangkan kesungguhan dalam menunjukkan kasih sayang dan cinta. Ya, aku bersungguh-sungguh…

Kamu tersenyum lagi. Dia benar-benar tahu bagaimana caranya untuk membuatmu senang dan tidak pernah berhenti untuk tersenyum. Ya… dia tahu semua cara untuk membahagiakanmu.

Kamu merebahkan dirimu di tempat tidur dan memeluk bantal pemberian darinya. Kamu menutup mata sejenak, sekedar untuk menghilangkan rasa lelah, lalu kembali membukanya. Kamu membalikkan badanmu dan tidur telentang, untuk meregangkan otot-ototmu yang terasa lelah, lalu kamu kembali bangkit dari tempat tidurmu.

Akhirnya kamu berjalan menuju dapur. Ya, kamu terlalu terbiasa meminum segelas coklat panas sebelum tidur. Dan sekarang, kamu akan membuat susu coklat panas itu.

Tapi, lagi-lagi langkahmu terhenti. Matamu kembali terpaku pada bunga mawar berwarna biru tergeletak di atas meja makan.

Kamu memang pernah mendengar para peneliti telah berhasil membuat mawar biru, setelah mereka melakukan banyak percobaan, tapi kamu belum pernah melihatnya. Dan kali ini, dia membawakannya padamu.

Biru. Warna ketenangan. Itulah yang kurasa ketika aku ada di dekatmu.

Dia lagi-lagi berhasil membuatmu tersenyum dan melupakan segala kelelahan yang terasa menggerogoti tubuhmu. Dia selalu bisa.

Kamu kembali meletakkan bunga mawar biru itu ke tempat semula dan mengambil gelas dan coklatnya. Kamu mulai membuat coklat itu dengan santai, sambil sesekali menyenangdungkan lagu favoritmu, kamu mengaduk coklat itu.

Setelah selesai, kamu meneguknya, lalu kamu membawanya ke balkon lantai atas rumahmu, kamu masih menyenandungkan lagu favoritmu sambil mengingat-ingat bunga-bunga yang telah ia berikan padamu sebelumnya.

Apakah masih ada bunga selanjutnya?

Kamu berpikir, mencoba mengira-ngira, dan berharap masih ada bunga selanjutnya. Entah kenapa kamu jadi sangat menyukai permainan yang sedang dimainkannya untukmu.

Dan di sanalah, kamu melihat sebuket bunga lagi. Kali ini bunga berwarna oranye, kamu tidak tahu apa namanya. Tapi dalam sekali lihat, kamu menyukainya.

Kamu kembali meraih bunga yang tergeletak begitu saja di lantai balkon, dan kembali membaca pesan yang terselip di antara bunga-bunga itu.

Oranye. Warna yang penuh semangat. Ya… kau selalu membuatku semangat dalam setiap hari-hariku.

Kamu tidak bisa lagi menahan senyummu. Kamu tersenyum lebar sambil menatap bunga-bunga oranye itu, lalu kamu meneguk coklat panasmu. Kamu duduk di salah satu bangku di balkon dan menatap bintang-bintang di langit Seoul yang entah kenapa menampakkan dirinya. Padahal biasanya mereka tidak pernah muncul, diakibatkan karena polusi kota yang sudah terlalu banyak.

kamu meneguk coklatmu sampai habis, lalu menghela napas. Kamu mencoba mengingat-ingat apa yang telah kalian lakukan selama kalian terikat satu sama lain. Terlalu banyak, dan semuanya menyenangkan.

Dia yang memintamu untuk tidak pergi ke Amerika, padahal orang tuamu sudah memaksamu untuk tinggal dengan mereka. Apalagi kamu sudah mendapat beasiswa di salah satu universitas terkenal di sana. Tapi kamu menolaknya, karena dia.

Tapi pilihan itu tidak pernah kamu sesali. dia selalu membuatmu bahagia, seperti ini. Selalu melakukan hal-hal yang membuatmu terkejut, yang tak pernah terlintas di otakmu, hal-hal yang dapat membuatmu tersenyum ketika kamu mengingatnya.

Jadi, pilihanmu tidak salah, bukan? Bahkan, mungkin lebih baik.

Kamu memejamkan matamu, memanjatkan doa pada bintang-bintang dan berharap mereka dapat mengabulkan doamu.

Kamu berdoa, "Semoga aku dan dia bisa terus bersama… selamanya,"

Ketika kamu membuka matamu, kamu tersenyum. Bayangan dirinya muncul di kepalamu, dan kamu merasa doamu barusan akan dikabulkan. Ya, semoga.

Setelah kamu berbincang dalam hati dengan dirimu sendiri mengenai dirinya, kamu kembali turun ke lantai bawah dan berjalan menuju kamarmu, tidak lupa kamu membawa bunga oranye itu.

Tiba-tiba kamu melirik bunga-bunga yang dia berikannya padamu sebelumnya, lalu kamu berinisiatif untuk mengambilnya.

Kamu mengambil bunga mawar putih itu, lalu bunga anggreknya, dan terakhir bunga mawar biru itu. Kamu tersenyum menatap semuanya, dan kembali berjalan menuju kamarmu.

Setelah kamu sampai di kamar, kamu meletakkan semuanya di atas satu meja, dan kamu berjalan ke kamar mandi, kamu hendak mencuci wajahmu dari make up yang seharian ini menghiasinya.

Dan lagi-lagi, kamu dikejutkan oleh sebuket bunga. Kali ini mawar merah, dan buketnya lebih besar. Kamu mengambilnya dan membaca pesannya.

Kau tahu apa bahasanya mawar merah? Mencintaimu, itulah maknanya. Dan… tangkai bunga mawar ini, jumlahnya 365, cobalah hitung jika tidak percaya. Kamu tahu apa artinya itu? Jika kamu sudah menghitungnya… telfon aku.

Begitu isi pesan yang kali ini dia tuliskan untukmu. Kamu tersenyum entah untuk keberapa kalinya dalam malam ini.

Lalu kamu mulai menghitung setiap tangkai bunga mawar yang ada dalam buket itu. Tapi… hanya 364? Kamu tersenyum.

"Meskipun kurang satu… aku menghargainya. Gomawoyo," kamu berbisik pada bunga itu walau tahu ia tidak akan menjawabnya.

Kamu keluar dari kamar mandi dan meletakkan bunga mawar merah itu di atas meja bersama dengan bunga-bunga sebelumnya, lalu kamu keluar kamar untuk mengambil ponselmu yang masih ada di dalam tas.

Setelah mendapatkannya, kamu memencet nomor ponselnya yang sudah kau hafal di luar kepalamu, dan segera terdengar nada tersambung di ponselmu, dan beberapa saat kemudian, ia mengangkatnya.

"Yoboseyo," sapanya.

Kamu tersenyum. "Ne… yoboseyo… oppa,"

"Sudah terima semua bunganya?"

Tanpa sadar kamu mengangguk, "Mm! Gomawoyo…"

"Kau menghitung bunga mawar merahnya?" tanyanya lagi.

"Tentu saja!" kamu menjawab dengan semangat, "Tapi kurang satu, jumlahnya hanya 364, bukan 365,"

"Itu karena… aku adalah bunga terakhir itu," dia menjawab.

Kamu terdiam, kamu tidak bisa mencerna apa perkataannya.

"Bunganya cuma 364… dan bunga terakhir itu… aku. Aku ingin jadi bunga terakhir untukmu. Aku ingin… jadi namja yang terakhir mengisi hidupmu." Ia menjelaskan.

Entah kenapa, matamu mulai memanas, kamu terharu dengan perkataannya barusan.

"Dan… kau tahu apa arti 365 bunga itu?" ia bertanya, tapi kamu tidak menjawab, kamu hanya berusaha menyembunyikan tangismu.

"Itu artinya… aku tidak pernah berhenti memikirkanmu… 365 hari dalam setiap tahun… aku selalu memikirkanmu. Setiap jam, setiap menit, setiap detik…"

Kamu masih diam, menyembunyikan tangismu darinya.

"Dan… apa kau menghitung jumlah ketiga bunga yang sebelumnya?"

"Ani… haruskah aku menghitungnya?" tanyamu dengan suara serak sehabis menangis.

"Tidak usah… karena aku akan langsung mengatakannya." Katanya. Kau bisa mendengar ia menghela napas pelan, "Jumlahnya 144… artinya… would you marry me?" ia bertanya, suara lembutnya terasa begitu indah ditelingamu.

Air mata kembali jatuh dari matamu. Air mata terharu.

"I do, Oppa… I do… Saranghaeyo…" kamu membalasnya, masih dengan menangis, tapi bibirmu juga membentuk seulas senyuman.

kamu bahagia. Tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Lalu kamu memanjatkan doa lagi, "semoga kami bisa terus bersama… seperti ini…"

–END–

maaf kalo ff ini tidak jelas.. hahaha. author buat juga dengan keadaan tidak jelas (?)

ini idenya muncul pas baca majalah yang ngebahas bahasa bunga, menarik~ dan akhirnya saya putusin bakal bikin ff kayak gini.

and, as always…

dont be silent readers! please leave you comment :)

Novel Oke Dot Com: Pesan Tersembunyi dibalik Sekuntum <b>Bunga</b>

Posted: 23 Feb 2011 02:21 AM PST

Anggrek Bunga anggrek melambangkan kecantikan yang sempurna. Pemberinya berusaha untuk mengatakan bahwa ia mencoba untuk menjadi orang yang Anda cintai. Mawar Kuning Mawar kuning menyimpan banyak pesan, seperti suka cita, persahabatan, ...

Gambar bunga, Bunga Mawar, bunga melati, Bunga Matahari

Posted: 19 Feb 2011 02:33 PM PST

Gambar bunga, Bunga Mawar, bunga melati, Bunga Matahari

Bros <b>Bunga Anggrek</b> BBA2

Posted: 27 Jun 2010 11:06 PM PDT


Bros Bunga Anggrek BBA2

Perbesar Gambar

Bros Bunga Anggrek BBA2


Testimonial


Bros berbentuk bunga anggrek. Kali ini dengan model yang sedikit berbeda dengan bros bunga anggrek BBA1. Menggunakan manik akrilik berbentuk tapal kuda dan biji semangka yang berukuran besar. Bisa dipakai untuk koleksi sendiri atau dijadikan sebagai souvenir pernikahan, ulang tahun atau acara gathering lainnya.

Ukuran lebar : 5 cm. Warna by request. Foto di samping merupakan sampel warna.

Minimum order 5 buah. Beli 10 buah GRATIS 1 buah.

HARGA : SMS 085716630662. OPEN RESELLER.


Berikan testimonial, saran, dan kritik Anda untuk produk ini:

1 Komentar »

Tidak ada komentar:

Posting Komentar