Halaman

Jumat, 11 Maret 2011

bunga anggrek: Turindra Post Indonesia (TPI): Terungkap Manfaat Mandi Kembang

bunga anggrek: Turindra Post Indonesia (TPI): Terungkap Manfaat Mandi Kembang


Turindra Post Indonesia (TPI): Terungkap Manfaat Mandi Kembang

Posted: 10 Mar 2011 07:28 PM PST



Pernahkah Anda mendengar istilah mandi kembang? Apakah benar mandi kembang selalu berhubungan dengan nuansa mistis. Namun apakah benar demikian? penelusuran kami dari berbagai sumber ternyata mandi kembang dapat digunakan sebagai menenangkal pikiran dan menangkal stress.

Untuk mendapatkan hasil yang maskimal dari mandi kembang sebaiknya Anda memperhatikan beberapa unsur yang digunakan. Unsur yang paling utama adalah bunga atau kembang, karena untuk mendpaatkan air kembang yang 'meresap' dalam air dan menebar aroma harum.

Adapun langkah-langkah yang perlu Anda siapkan seperti melihat tingkat kemekaran bunga, pilihlah bunga yang benar-benar sudah mekar dengan kelopak bunga yang terbuka sempurna. Gunakan bunga yang memilki energi positif seperti mawar, melati, kenaga, dan cempaka.

Selain menggunakan bunga sepert yang disebutkan, Anda juga bisa menggunakan beberpa jenis bunga yang menyimpan energi yang bagus juga mampu meresap ke dalam air mandi, seperti bunga Anggrek ungu, mawar putih, lili, keisan dan lotus.

Langkah selanjutnya adalah jemur bunga yang dipilih dibawah sinar matahari kurang lebih tiga hingga empat jam. Campurkan bunga yang telah dijemur ke dalam air. Usahakan bak penampungan air langsung tertimpa matahari agar energi bunga cepat larut dalam air. Jika tidak bisa terkena matahari langsung cobalah menggunakan air hangat.

Sebaiknya Anda melakukan sendiri persiapan air bunga itu tanpa bantuan orang lain, apalagi sampai disentuh orang lain. Konon jika orang lain ikut menyentuh air bunga, dikhawatirkan dapat mengurangi energi bunga karena adanya perpindahan energi.

Pada intinya mandi bunga bertujuan untuk membuat tubuh dan pikiran Anda berelaksasi. Sehingga saatnya Anda menikmati energi bunga dan harumnya bunga dalam bak rendam Anda, and just be relax on weekend.





Share/Bookmark

Suara Remaja Suara Merdeka » Blog Archive » Diary Untuk Ainda

Posted: 09 Mar 2011 11:27 PM PST

" aduh!! Kamu ini bagaimana sih? Kamu kalau nyetir lihat-lihat dong. Orang di depan gini apa nggak kelihatan?" aku bersungut melihat sikuku berdarah.

" i.. iya maaf deh. Kan aku nggak sengaja nabrak kamu. Aku buru-buru banget." Kudengar suara seorang laki-laki dalam mobil yang menabrakku. Mungkin sang pemilik mobil yang mewah dan megah itu.

Aku meninggalkannya. Masa bodo dengan sikuku, yang penting aku harus segera masuk kelas untuk ikut ulangan susulan. Kalau aku terlambat bissa merah telingaku karena jeweran si killer itu. Ku lihat anak it uterus membuntutiku. Tetap saja aku tidak bergeming.

Ulangan susulan sudah selesai dan sekarang waktuku untuk istirahat. Tapi aku lihat laki-laki itu masih saja membuntutiku. Aku penasaran dengan kelakuannya.

"kenapa sih kamu mesti ngikutin aku diem-diem gitu?"aku mengagetkannya.

Dia tidak menjawab. Kulihat matanya menjadi sayu dan mimic wajahnya berubah. Dia menjauh, meninggalkan aku yang masih keheranan karenanya.

Aku biarkan kejadian sehari ini terjadi. Akku menyusuri jalanan yang mulai padat karena jam kerja usai. Aku membatin setengah berharap. Beranda-andai terlampau tinggi yang sering kali menjatuhkan ku. Setiap hari hanya itu yang aku lakukan setiap pulang sekolah. Berddiri di tepian trotoar menunggu bus yang menuju searah rumahku. Karena aku memang bukan anak keluarga berada, jadi aku meski rela jika tiap hari itu juga aku harus rela berdesak-desakkan dengan penumpang lain di bus. Bergelut dengan bau apek dan bau assap yang sudah menjadi cirri khas tersendiri.

Akhir-akhir ini aku melalui hari yang kosong tanpa sedikitpun ruh kehidupan. Yang ada keputusan dan kepasrahan kepada Tuhan. Sudah tujuh tahun lamanya aku melalui hari setelah keputusan hakim hari itu. Keputusan yang begitu pahit dan mencekik ku. Aku harus pasrah menerima kepergian orang tuaku lantaran tragedy maut itu. Tapi apa yang terjadi? Keputusan hakim justru meringankan si pembunuh itu. Hakim memberikan kebebasan Krisna Wijaya, orang yang membuat orang tuaku pergi untuk selamanya.

" ini tahun ketujuh mam, dad. Apa kabar kalian? Apa kalian juga kangen sama Kara? Kara kangen sama kalian. Kara mau mama bacain dongeng buat Kara lagi. Kara mau dady menggendong tubuh kecil Kara lagi."air mataku membasahi pusara yang sudah tujuh tahun memendam kebahagiaanku itu.

Aku melihat ke setiap penjuru pemakaman itu. Kulihat seorang laki-laki brada tidak jauh dari tempatku berdiri. Dia menaburi sebuah pusara dengan bunga segar. Aku mengingat, dia adalah laki-laki yang tadi pagi menabrakku. Ya, aku pasti tidak salah lihat. Tapi untuk apa dia ada di sana? Apa itu juga pusara salah satu kerabatnya? Aku penasaran melihatnya. Aku memberanikan diri mendekatinya.

" kamu. Kamu ada disini juga? Ini pusara siapa? Apa dia saudaramu?"tanpa disuruh aku memberondongnya dengan pertanyaan.

" bukan. Suatu hari kamu akan tahu dia siapa." Dia menyahut namun sama sekali tidak melihat wajahku.

" oh. Oya, nama kamu siapa? Dari tadi bahkan aku belum tahu namamu." Aku mencoba mencari tahu lebih dalam tentang lak-laki yang nampaknya usianya sudah dua tahun lebih tua dariku.

" Mario. Panggil aja aku Rio." Ternyata dia tidak seketus yang aku fikikan.

Mario memejamkan matanya. Tangannya dia kembangkan, mirip burung yang akan terbang. Aku mengikutinya. Angin semilir dan sejuk menerpa wajahku. Menerbangkan kesakitan yang mengakar dalam hatiku. Rambutku terkibas-kibas mengenai wajahku. Sejenak aku berhenti, kulihat Mario meneteskan air mata. Mario menangis? Tapi karena apa?

" kenapa menangis?" ku dekati Mario yang masih memejamkan matanya dengan air mata yang membasahi pipinya.

Mario membuka matanya. Menatapku begitu dalam namun kosong.

" biasanya aku melakukan ini bersama seseorang yang sangat aku sayangi. Tapi saat ini aku hanya melakukannya sendiri." Tatapan Mario jauh, meninggalkan aku yang tiba-tiba tersentak mendengar pengakuannya.

Dadaku sesak. Aku seolah marasakan apa yang dia rasakan. Mataku membisu, tidak mau menatap ke depan. Bibirku menjadi kelu, tidak satupun kata yang aku katakan. Aku merasa begitu jauh melayang. Kaki ku tidak lagi menapak di tanah saat ini. Apa.. apa yang aku rasakan? Kenapa seolah aku begitu larut dalam kesedihan yang saat ini Mario rasakan?

Oh Tuhan. Biarkan aku membaca isyarat dari matanya. Biar ku dengar batinnya yang menjerit karena kepiluan. Aku ingin mengobati keperihannya Tuhan.

Desember ini adalah ulang tahunku. Tujuh belas tahun sudah usiaku saat ini. Tapi tujuh belas ini yang membuat aku menginginkan keajaiban terjadi dalam hidupku. Tujuh belas ini aku rayakan ulang tahun di depan pusara orang tuaku. Berdoa demi masa depanku, meniup lilin, memotong kue ulang tahun dan memberikannya pada mereka yang telah berada di alam yang atas sana.

Mario memegang pundakku, mengusap air mataku dengan sapu tangan kecil merah jambu. Aku terisak dan mendekapnya. Dia membimbingku berdiri. Mengajakku ke pusara yang saat itu pernah dia kunjungi. Saat pertama kali aku berkenalan dengannya. Dia menaruh seikat bunga anggrek segar di depan nisan yang membisu melihatnya. Berdoa tanpa ada yang tahu apa doa yang dia panjatkan. Kulihat Mario menangis lagi malam itu, tapi dia segera mengusap air matanya.

Mari menyuruhku menaburi bunga di atas pusara itu. Lalu kemudian mengajakku pulang. Tapi bukan pulang ke rumahku, melainkan ke rumah seseorang yang entah itu melek siapa. Rumah megah namun Nampak begitu lengang dan sunyi. Tanaman di setiap sudut pekarangannya Nampak layu dan mati. Bangku-bangkunyapun Nampak kotor dan berdebu. Aku bisa menebak kalau rumah ini sudah sangat lama ditinggal penghuninya.

Aku dan Mario memasuki rumah itu. Di dalamnya semua perabotan ditutupi kain putih yang Nampak kusam oleh debu. Mario tidak bergeming melihat pemandangan itu, dia terus menarik tanganku menuju sebuah ruangan yang terletak di lantai dua. Sebuah ruangan yang Nampak seperti kamar. Mario membuka seluruh kain yang menutupi seisi ruangan itu. Wah, aku begitu terkejut. Kamar ini begitu indah, kamar milik seorang gadis yang cantik.

Di setiap dindingnya tertempel foto-foto berukuran sedang. Di meja sebelah ranjang tersusun rapi buku-buku dan peralatan rias. Ranjangnya masih terlihat kokoh bahkan seisi ruangan masih tercium bau wangi. Entah dari mana datangnya bau wangi itu.

Mario mendekatiku. Diserahkannya sebuah foto berukuran 4R kepadaku beserta sebuah kalung berbentuk hati. Aku terkejut. Gadis yang ada di foto sangatlah mirip denganku. Wajahnya, rambutnya bahkan warna kulitnya sama persis denganku. Aku duduk di atas ranjang itu. Air mataku menetes tidak terkendali. Bingung bercampur sedih.

" pusaran itu miliknya. Namanya Dea, dia meninggal dua tahun lalu karena kanker darah. Ini rumahnya, mamanya pergi entah kemana sejak dia meninggal. Dia begitu berarti bagi hidupku, itu alasannya kenapa sejak pertama aku melihatmu aku sangat ingin tahu identitasmu." Panjang lebar ,Mario menjelaskan tentang gadis cantik itu.

Aku masih tidak menjawab. Aku membisu dan terus memandangi foto itu. Detak jantungku berpacu begitu cepat tidak terkendali.

" akhir-akhir ini aku baru tahu kalau ternyata sebelum dia meninggal dia sempat berpesan pada dokter untuk mendonorkan jantungnya pada seseorang yang pernah menolongnya." Mario melanjutkan ceritanya

" kamu tahu? Hari ini hari ulang tahunnya. Sama sepertimu Ainda, tapi saat ini usianya dua puluh." Mario menangis lagi. Mario menyerahkan diary marah jambu yang saat ini ada di tangannya.

Aku tidak langsung mengambil diary itu. Aku masih membisu. Aku tidak tahu apa yang di maksud Mario. Yang aku tahu hanya Mario begitu menyayangi gadis itu dan saat ini Mario mengenang hari ulang tahun gadis itu. Dea.

Aku berdiri, berdiri menatap Mario yang semakin terisak. Aku membaca setiap untaian kata yang ada di mata indah Mario. Perlahan aku mendengar jeritan hati Mario yang menjerit tersakiti mengulas kenangan-kenangan yang merenggut kebahagiaan yang pernah membuat dia begitu berarti. Aku memalingkan wajah ku. Ku raih diary mungil itu.

Aku tersentak. Bibirku tidak mampu lagi berkata-kata. Kenyataan itu begitu berat dan sulit ku terima. Kubaca untaian kata-kata di lembar terakhir diary itu. Untaian kata di balik anganku.

Teruntuk malaikat kecilku Ainda….

Aku selalu ingin memelukmu. Tapi aku tahu mama tidak akan pernah mengijinkanku untuk itu. Aku tahu sejak perpisahan mama dan dady itu mama tidak pernah mau lagi mengakuimu sebagai puterinya. Tapi ketahuilah aku menyayangimu adikku. Meski tak kau tahu aku kakakmu namun suatu hari detakkan jantung ini akan membawamu datang kepadaku. Selamat tinggal adikku sayang kanker sudah membawaku berpulang ke sisi Tuhan….

Meski sudah lewat sepuluh tahun

Aku tetap kakakmu….

Aku juga turut berduka atas kepergian dady. Sampaikan padanya kalau aku sangat merindukannya.

Malaikatku…

Kau dan aku adalah satu. Meskipun tak ingin kau tahu isi diary ini tapi aku tahu suatu hari kau akan tahu!!!

oleh : Reksi

<b>Anggrek</b> Larat (Dendrobium phalaenopsis) <b>Anggrek</b> Langka dari Maluku <b>...</b>

Posted: 08 Mar 2011 02:54 PM PST

Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis) termasuk anggrek langka dari Maluku. Bahkan anggrek Larat termasuk satu dari 12 spesies anggrek langka yang dilindungi di Indonesia. Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis) juga ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Maluku.

Anggrek ini dinamakan Anggrek Larat lantaran pertama kali ditemukan di pulau Larat, Tanimbar, Maluku. Namun lantaran keindahannya itu, semakin hari anggrek larat semakin langka di habitat aslinya.

Anggrek Larat yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Cooktown Orchid, berkerabat dekat dengan beberapa jenis anggrek lainnya seperti Anggrek Merpati, Anggrek Albert, Anggrek Stuberi, Anggrek Jamrud, Anggrek Karawai, dan Anggrek Kelembai. Dalam bahasa latin tumbuhan ini dikenal sebagai Dendrobium phalaenopsis dengan sinonim Vappodes phalaenopsis, dan Dendrobium bigibbum.Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis)Diskripsi Anggrek Larat. Anggrek Larat yang ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Maluku ini mempunyai batang berbentuk gada dengan pangkal berukuran kecil, bagian tengah membesar dan ujungnya mengecil kembali. Daun Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis) berbentuk lanset dengan ujung tidak simetris. Panjang daunnya kira-kira 12 cm, dengan lebar kira-kira 2 cm.

Bunga Anggrek Larat berwarna keungunan pucat hingga ungu tua. Tersusun dalam bentuk tandan yang tumbuh pada buku-buku batangnya, agak menggantung. Panjang tandan bunganya kurang lebih 60 cm dengan jumlah bunga tiap tandan 6 – 24 kuntum. Masing-masing bunga bergaris tengah kurang lebih 6 cm. Daun Kelopak berbentuk lanset, berwarna keunguan. Daun Mahkota lebih pendek, tetapi lebih lebar dari pada kelopaknya. Pangkalnya sempit dengan ujungnya runcing dan berwarna keunguan. Bibir bertajuk tiga membentuk corong dengan tajuk tengahnya yang lebar, runcing atau meruncing. Buah berbentuk jorong, panjang 3,2 cm namun bunganya jarang menjadi buah. Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis)

Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis) yang pertama kali di temukan di pulau Larat, Maluku tumbuh baik di daerah panas, pada ketinggian antara 0 – 150 m dpl. Di habitat aslinya, Anggrek yang dijadikan bunga maskot provinsi Maluku ini tumbuh pada pohon-pohonan dan karang-karangan kapur yang mendapat sinar matahari cukup.

Konservasi Anggrek Larat. Anggrek Larat pernah menjadi sangat terkenal di kalangan para pecinta Anggrek, di samping Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis). Karenanya hingga saat ini banyak sekali anggrek hibrida komersial dendrobium yang merupakan hasil persilangan dari anggrek spesies (anggrek alami) jenis ini. Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis)

Mungkin lantaran itu, di habitat aslinya anggrek Larat semakin langka dan terancam punah. Bunga anggrek yang kemudian ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Maluku ini akhirnya ditetapkan menjadfi salah satu dari 12 spesies Anggrek yang langka dan dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999.

Semoga Si Ungu dari pulau Larat ini masih berkesempatan untuk menebarkan pesona keindahanya di habitat aslinya.

Klasifikasi Ilmiah. Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Ordo: Orchidales; Famili: Orchidaceae; Genus: Dendrobium; Spesies: Dendrobium phalaenopsis.

Referensi dan gambar:

garden in market: hee...tips perawatan <b>bunga</b> angrek bulan

Posted: 05 Mar 2011 11:59 AM PST

Phalaenopsis atau anggrek bulan spesies, keberadaannya di Indonesia menyebar dihutan tropis Indonesia. Sebagai tanaman hias indoor, anggrek bulan sangat menawan. Sehingga tidak bisa dipungkiri, penggemarnya meluas. Di Taiwan anggrek bulan hybrid sudah diusahakan sekala industri. Dengan tehnik meryclone. Dan produksinya diekspor keseluruh negara, termasuk indonesia. Di Indonesia sendiri nursery anggrek bulan sudah cukup banyak, terutama di Jawa.

Pilihan Ideal di Kesejukan Puncak

Posted: 03 Mar 2011 10:46 AM PST

Pas untuk berlibur maupun tempat menggelar konvensi.

Cerita Motivasi: Indahnya <b>Bunga Anggrek</b> ~ Orek Orek Dulur...

Posted: 03 Mar 2011 02:17 AM PST

Murid yang menerima pesan itu, dengan teliti memelihara pohon-pohon bunga anggrek tersebut. Namun, pada suatu hari, ketika sedang merapikan dan menyiram bunga-bunga anggrek, tanpa sengaja dia menyenggol rak-rak pohon tersebut. Prang! ...

Gambar bunga, Bunga Mawar, bunga melati, Bunga Matahari: March 2009

Posted: 02 Mar 2011 11:31 PM PST

Natural and Adventure: <b>Bunga Anggrek</b> Bulan

Posted: 27 Feb 2011 10:09 AM PST

Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) adalah salah satu bunga nasional Indonesia. Pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani Belanda, Dr. C.L. Blume. Tanaman anggrek ini tersebar luas mulai dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua, hingga ke Australia. Cara hidupnya secara epifit dengan menempel pada batang atau cabang pohon di hutan-hutan dan tumbuh subur hingga 600 meter di atas permukaan laut.

JUAL: <b>Bunga Anggrek</b>, Kebun Sendiri, Bisa Satuan/Borongan <b>...</b>

Posted: 22 Feb 2011 11:41 PM PST

Visited 22 times, 2 so far today

Permisi Gan, Mo Jualan Bunga Nih….

Bunga Anggrek, tersedia dalam 3 Jenis:
Magiwi, Gimstory, Douglas

Bunga Anggrek hasil Budidaya Kebun Sendiri,
Produk Jadi Berupa Bunga Hias/Ikat atau Bunga Papan/Ucapan Selamat.

Atau Bisa Juga dijual dalam bentuk batangan.
Atau Bila ada yang berminat membudidayakan dapat membeli pohonnya.

9.O..Bunga Anggrek.mp3 - 4shared.com - online file sharing and ...

Posted: 16 Feb 2011 05:32 AM PST

9.O..Bunga Anggrek - download at 4shared. 9.O..Bunga Anggrek is hosted at free file sharing service 4shared.

Bingkisan TandaCinta

Posted: 13 Feb 2011 01:08 PM PST

Bingkisan TandaCinta PDF Print
Sunday, 13 February 2011
VALENTINE Daymerupakan momen yang tepat untuk mengungkapkan cinta atau mempererat persaudaraan dengan orang-orang tersayang. Biasanya rasa cinta diungkap melalui bingkisan istimewa.

Antara News : <b>Anggrek</b> Pensil Menjadi Angrek Bangka

Posted: 22 Nov 2010 04:30 AM PST


"Perubahan nama bunga anggrek Pencil menjadi bunga angrek Bangka karena bunga ini hanya bisa hidup di tanah Pulau Bangka kandungan pasirnya tinggi," kata Sekretaris BLH Kabupaten Bangka, Eko Kurniawan di Sungailiat, Senin.

Ia mengatakan, hasil penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyatakan bahwa berkembang biayakan angrek pencil hanya ada di pulau Bangka dan tidak terdapat di daerah lain di Indonesia.

"Angrek Pencil yang diakan rubahnya namanya menjadi angrek Bangka yaitu jenis angrek yang memiliki kombinasi warna putih dan merah serta putih dan unggu," katanya.

Ia mengatakan, angrek pencil memiliki batang yang kecil dan lurus dan hidup di tempat-tempat mengandung air banyak seperti, waduk bekas penambangan biji timah.

"Angrek pencil tidak tergolong jenis angrek parasit yang menempel pada tanaman lainnya," katanya.

Eko mengatakan, setelah angrek pencil dipastikan diubah nama, maka akan segera diusulkan untuk dipatenkan ke Kementerian Hukum dan HAM RI.

"Wacana kedepan, angrek pencil juga akan dijadikan maskot Pemerintah Kabupaten Bangka untuk mempermudah dikenal bagi daerah lain di Indonesia," katanya.

Untuk jumlah populasinya kata dia, memang sebagian sudah mulai punah akibat penambangan biji timah dan perluasan perkebunan baik yang dikelola pihak swasta maupun perorangan.

"Saya berharap, angrek pencil yang memiliki keindahan tersendiri tetap dijaga kelestarian untuk menambah kekayaan alam kita," katanya.

(ANT/S026)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Sastra-Indonesia.com » Namanya Abadi di <b>Bunga Anggrek</b>

Posted: 06 Jan 2010 12:27 AM PST

Siska Prestiwati W

http://www.surabayapost.co.id/

Ketekunannya mengembangkan bunga anggrek membuat namanya menempel pada jenis bunga yang langka dengan bahasa latin Dendrobium sutiknoi p. o’bryne.

Sebagai pengusaha instalasi listrik dan guru, Soetikno Linoehoeng tidak tahu banyak hal tentang tanaman, khususnya bunga anggrek. Waktunya lebih banyak digunakan untuk mengabdi di Yayasan Pendidikan Teknik Indonesia dan berkeliling bersama teman-teman PLN untuk memasang listrik ke daerah-daerah.

Soetikno menceritakan awalnya dia berkenalan dengan anggrek serta bisnis tanaman itu secara tidak sengaja. Pada Februari 1972, saat itu, dia sedang merayakan ulang tahun pernikahannya yang ketiga bersama sang istri Liliani Gunowijoyo di Jakarta. Saat di Jakarta, sang kakak meminta tolong padanya untuk mencarikan bunga anggrek

“Saat membeli anggrek untuk kakak saya itulah, saya banyak bertanya tentang anggrek dan bisnisnya. Menurut saya bisnis ini prospeknya sangat menjanjikan,” kenang Soetikno ditemui di rumah sekaligus kebun anggreknya di Desa Jagil, Raya Prigen.

Saat kembali ke Surabaya, dia dan istri mulai menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang tanaman itu. Dia bertanya ke para penghobi anggrek termasuk kakaknya maupun mencari buku-buku tentang anggrek dan budi dayanya. Niat untuk memulai bisnis anggrek pun terus membuncah. Hingga saat dirinya diajak oleh teman-teman PLN memasang instalasi listrik di Pasuruan, dia mengutarakan keinginannya untuk mencari tanah untuk menanam anggrek. Oleh temannya, dia ditunjukkan ke lahan seluas 1 hektare yang akhirnya dia beli pada September 1972 dan hingga kini telah dia gunakan untuk membudidayakan anggrek.

“Ya, awalnya saya menanam anggrek hanya di lahan seluas 20×20 saja,” ungkap pria asal Banyuwangi ini.

Pada awal usahanya, sambung dia, hanya melayani bunga potong saja. Sambil terus membudidayakan anggrek yang dimiliki. Karena anggrek bisa berbunga kapan saja, maka 1972 itu pun dia sudah bisa memasok ke Pasar Bunga Kayoon. Semakin lama, budidaya anggrek terus bertambah sehingga lahan makin luas. Saat ini mencapai 1,5 hektare dengan ribuan jenis anggrek.

Sutikno menambahkan bisnis bunga sangat prospek karena harga bunga yang stabil, tidak terpengaruh dengan kenaikan dollar. Sekitar tahun 1990-an. Sutikno tidak lagi berbisnis bunga potong saja, tetapi juga bibit. Tidak hanya menyuplai Pasar Bunga Kayoon dan Bratang, Sutikno juga mengirim ke luar Jawa. Sebut saja, Banjarmasin, Balikpapan, Sumatera, dan Kalimantan.

Soetikno guna terus menambah koleksi anggrek hutan. Awalnya, ada orang yang menawarkan anggrek ke tempatnya. Dengan senang hati ia pun membeli dan membudidayakannya. Hingga tidak sengaja menemukan spesies yang diberi nama sesuai dengan namanya yaitu Dendrobium sutiknoi P. O'bryne.

“Saya menemukannya secara tidak sengaja di antara batang-batang Dendrobium lasianthera. Saat tiba berbunga kok tampak lain. Maka bunga itu saya sendirikan,” jelasnya.

Bapak dua putra dan seorang putri ini menjelaskan tanaman anggrek Sutiknoi mirip dengan section spatulata lainnya. Batangnya cukup tinggi mencapai 1-1,5 meter. Bentuk daunnya elips agak bulat telur, semakin ke ujung ukuran daunnya semakin mengecil. Karakter unik dari anggrek ini adalah petalnya sangat panjang, mirip petal stratiotes, serta bentuk ujung labellumnya yang sempit dan melengkung dan hampir menyerupai labellum Dendrobium tobaense.

“Pada anggrek lainnya petal hanya setinggi 5 cm namun pada sutiknoi petal panjangnya bisa mencapai 12 cm. Untuk itu, dia disebut si raja tanduk dari Papua karena memang bunga tersebut berasal dari Papua dan Kepulauan Morotai,” paparnya.

Bunga anggrek bertanduk panjang tersebut, kali pertama dideskripsikan dan dipublikasikan pada Mei 2005 di Jurnal fur den Orchideenfreund. Nama Sutiknoi diambil dari penemu bunga itu, sedang nama P. O’bryne diambil dari Peter O’Bryne orang Singapura yang mendeskripsikan si Raja Tanduk dari Papua tersebut.

“Untuk Sutiknoi sendiri, sudah beredar di pasaran Asia Tenggara dan di sana harganya mencapai Rp 2 juta per pohon,” ungkapnya.

Sayangnya, sambung dia, beredarnya Sutiknoi di pasar Asia Tenggara yang meliputi Malaysia, Singapura, Thailand dan Bangkok tersebut bukan dirinya yang memasarkannya. Sutikno menceritakan saat bunga itu dideskripsikan dan dipublikasikan, penghobi dan pengusaha anggrek datang kepadanya dan membeli bibit Sutiknoi. Saat itu sedikitnya 15 ribu bibit Sutiknoi yang usianya satu tahun dengan tinggi tanaman hanya mencapai 5 hingga 7 cm diborong, khususnya oleh pengusaha asal Malaysia.

Meskipun harga anggrek stabil Sutikno mengaku bila dibandingkan dengan beberapa tahun lalu usaha bunga kini terasa lesu. Permintaan anggrek hanya pada saat-saat tertentu saja, misalnya pada hari Lebaran, hari keagamaan, dan pernikahan. Spesies sutiknoi, disebutkan, jarang dibeli orang, mengingat harganya yang mahal.

Biodata :
Nama : Soetikno Linoehoeng
T,TL : Banyuwangi, 4 Januari 1944
Alamat : Desa Jagil, Raya Prigen 87 Pasuruan.
Istri : Liliani Gunowijoyo.

Pendidikan :
SD Banyuwangi
SMP Banyuwangi
SMA Probolinggo
Fakultas Elektronik Universitas Adhitama Surabaya.

Karir :
1963-1969, guru di YPTI Surabaya.
1967 – sekarang, pengusaha instalasi listrik
1972 – sekarang pengusaha anggrek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar