Halaman

Sabtu, 05 Februari 2011

bunga anggrek: Adjie Sempat Ziarahi Makam Ayahnya

bunga anggrek: Adjie Sempat Ziarahi Makam Ayahnya


Adjie Sempat Ziarahi Makam Ayahnya

Posted: 04 Feb 2011 09:28 PM PST

JAKARTA, KOMPAS.com — Almarhum Adjie Massaid sempat berziarah di makam ayahnya, Raden Panji Suyono, di TPU Jeruk Purut sehari sebelum mengalami serangan jantung, Kamis (3/2/2011). Seorang tukang bunga langganan Adjie bermana Yanto mengungkapkan hal tersebut.

"Baru kemarin ke sini. Saya merinding pas lihat televisi, dia sudah meninggal," kata Yanto yang ditemui di TPU Jeruk Purut, Jakarta.

Yanto melihat keganjilan saat Adjie ziarah di makam ayahnya Kamis sekitar pukul 10.00 itu. Biasanya, seusai memesan bunga di toko Yanto yang letaknya tidak jauh dari TPU, Adjie membawa bunga pesanannya sendiri ke makam atau menyuruh Yanto mengantarkan bunga ke makam. Namun hari itu, Adjie mengajak Yanto berboncengan sepeda motor dengannya. "Pakai motornya yang besar itu. Saya sampai susah naiknya," ucap Yanto.

Menurut Yanto, Adjie sangat sering berziarah ke makam ayahnya, yang meninggal pada Februari 2010. Pada Sabtu (5/2/2011) di makam ayah Adjie tampak bunga krisan berwarna putih dan kuning dalam sebuah pot. Terlihat pula taburan bunga anggrek, mawar, dan melati yang belum kering.

Adjie dimakamkan dalam blok yang sama dengan makam ayahnya.

REFLEKSI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DALAM MOTIF BATIK DI SURAKARTA

Posted: 03 Feb 2011 06:37 AM PST

class="item_class_text">

REFLEKSI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DALAM

MOTIF BATIK DI SURAKARTA

1. Pendahuluan

Surakarta adalah kota yang dinamis dalam perubahan sosial budaya. Kota budaya ini kaya dengan aktivitas dan karya seni budaya yang diakui oleh masyarakat internasional. Salah satu bentuk seni yang sampai saat ini masih eksis ialah seni batik. Batik adalah salah satu warisan tradisi yang saat ini terus berkembang menyesuaikan diri dengan zaman. Kegiatan batik pun masih kontekstual, khususnya di Surakarta. Dewasa ini, pemerintah berusaha menghidupkan sentra industri batik di Surakarta dengan sebutan kampung batik yang diharapkan kampung ini akan menjadi ciri khas kota Surakarta yang kota industri batik. Batik Surakarta juga mempunyai andil di dalam perjuangan bangsa Indonesia.

Sebagai bentuk seni, batik memang berkaitan erat dengan kondisi sosial budaya. Sebagaimana diungkapkan Janet Wolff (1981) bahwa seni merupakan produksi sosial. Di dalam produksi seni terkandung ideologi. Karya seni dalam kutub individual dan kolektif. Karena itu dengan tegas Wolff menyatakan bahwa seniman berkarya tidak dalam suasana terioslasi dari situasi sosial politik (1991:27).  Hal ini menunjukkan bahwa tumbuh dan berkembanganya berkaitan dengan kondisi sosial budaya.

Perkembangan batik sebagai karya seni juga tidak lepas dari kondisi sosial budaya yang menjadi latar belakang produksi seni. Motif-motif batik ternyata juga muncul akibat perubahan sosial budaya. Sebagai misal, motif parang muncul berkaitan dengan usaha Panembahan Senopati untuk memiliki ciri kultural tersendiri ketika ia melepaskan diri dari kekuasaan Pajang. Karena Panembahan Senopati banyak mendapat ilham Parangkusuma, maka terciptalah motif parang yang berasal dari kata Parangkusuma tersebut. Motif ini pun kemudian berkembang sesuai tuntutan zaman sehingga muncul motif derivasi parang seperti parang barong, parang curiga, parang menang,  dan sebagainya (Sarwono, 2005). Nuansa sosial histrosi munculnya motif tersebut belum banyak dikaji dan diperhatikan para ahli.

Gambaran perubahan sosial yang tercermin dalam motif batik perlu dikaji untuk menambah pemahaman tentang motif tersebut yang pada akhirnya akan mengangkat nilai batik dan sebagai bukti proses kreatif dan penciptaan suatu karya seni untuk mendapatkan pengakuan dunia.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang berkaitan dengan perkembangan batik di Surakarta. Sebagai kota batik dan penuh dengan perubahan sosial budaya yang dinamis, apakah hal itu mempengaruhi motif-motif batik yang muncul dan berkembang? Kalau demikian, bagaimanakah wujud motif-motif batik tersebut?

Selanjutnya, perubahan sosial budaya apa sajakah yang tercermin dalam motif-motif batik di Surakarta? Demikian rumusan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan variabel motif batik kontemporer dan hubungan motif batik tersebut dengan perubahan sosial budaya yang terjadi.

Target penelitian ini ialah mendeskripsikan motif-motif batik kontemporer dan menjelaskan kemunculan motif batik tersebut dari segi ideologi, perkembangan sosial budaya.

Lokasi penelitian ini di Surakarta yang dikenal sebagai kota batik yang di dalam kota Surakarta, baik batik tradisi maupun batik kontemporer (modern) berkembang dengan baik. Hal ini didukung oleh dukungan pemerintah dengan adanya kampung batik.

Sesuai dengan jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1) wawancara informal (indepth  interview) kepada para informan lain yang sudah disebutkan di atas; (2) observasi terlibat dan tak terlibat dilakukan terhadap peristiwa dan tingkah laku informan/sumber data; (3) dokumentasi untuk menganalisis motif-motif batik lebih detail akan digunakan teknik dokumentasi dengan cara merekam ke dalam file elektronik (foto digital) karya batik kontemporer dan hal-hal yang berkaitan dengannya; (4) kajian dokumen tertulis (content analysis) ditempuh membaca dokumen tersebut serta mencatat dalam displai data hal-hal yang sesuai dengan tema penelitian, (5) kajian dokumen nontertulis (foto, rekaman, dan sebagainya)    dengan diakukan dengan cara observasi simak, (6) observasi artefak dengan cara mengamati artefak-artefak yang ada seperti karya batik, dan(7) observasi peristiwa, yakni mengamati peristiwa yang berkaitan dengan batik dan penciptaannya.

Dalam penelitian ini validitas data diuji dengan menggunakan trianggulasi data, yakni peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mendapatkan data yang sejenis (Sutopo, 1988:31) sehingga didapat pemahaman lintas data yang menyeluruh. Validitas data juga akan diperkuat dengan cara peer debriefing (lihat Nasution, 1992:117).

Model yang digunakan dalam analisis data ini mengambil model analisis interaktif (lihat Miles dan Huberman, 1993:20), yakni ketiga komponen analisis data saling berinteraksi selama proses penelitian. Analisis ini dengan demikian dilakukan di lapangan dan dicatat dalam fieldnote-fieldnote untuk selanjutnya hasilnya digunakan dalam penyusunan laporan penelitian final.

4. Hasil Penelitian

4.1. Motif KORPRI

Motif yang digunakan oleh organisasi juga mencerminkan perubahan sosial budaya yang terjadi. Motif tersebut menyuarakan perubahan yang terjadi di dalam organiasi tersebut. Hal ini tampak pada motif batik KORPRI (Korp Pegawai Republik Indonesia). Pada masa orde baru, para anggota KORPRI dan keluarganya adalah pendukung utama GOLKAR (Golongan Karya). Partai ini merupakan partai politik terbesar yang merupakan kendaraan utama ORDE BARU. Berbagai penekanan dan intimidasi diberikan kepada pegawai negeri agar memilih GOLKAR. Di antaranya pernyataan bahwa anggota KORPRI yang tidak memilih GOLKAR adalah pengkhianat karena pimpinan KORPRI sudah menyatakan setia kepada GOLKAR. Karena itu, di dalam KORPRI dikenal monoloyalitas atau setia kepada satu partai saja yaitu GOLKLAR.

Pada masa ini KORPRI memiliki baju seragam berupa motif baru berdasar putih dengan motif biru. Perhatikan motif berikut.

Motif di atas terdiri dari lung-lungan dan buketan, tetapi yang menjadi motif utama adalah bentuk lencana yang terdiri dari gambar pohon beringin, gambar rumah dan dua sayap. Di dalam Pancasila, pohon beringin merupakan simbol persatuan. Dalam gambar tersebut, selain bermakna persatuan, simbol tersebut menyiratkan bahwa KORPRI adalah pendukung GOLKAR yang utama. Gambar rumah mencerminkan gambaran organisasi atau pemerintah Indonesia tempat para pegawai negeri sipil mengabdi. Jadi, dalam hal simbol, KORPRI tampak mengambil silmbol GOLKAR yang berupa pohon beringin sebagai simbol yang paling utama. Hal ini nanti akan lebih ditegaskan dalam lencana KORPRI.

Pada tahun 1996, Indonesia mengalami masa reformasi. Terjadi suatu arus perubahan sosial politik di berbagai aspek pemerintahan. Hal yang menonjol adalah semakin pudarnya GOLKAR dalam kancah pemerintahan. Kalau pada masa ORDE BARU, hampir semua pejabat pemerintah berasal dari GOLKAR, maka pada era reformasi terjadi pergeseran. Pergeseran tampak dari munculnya pejabat dari berbagai golongan, khususnya kalangan partai. Kabinet Pemerintah Indonesia disebut Kabinet Persatuan/ Kabinet Gotong Royong di mana setiap elemen masyarakat/ partai dapat menjadi pejabat/ menteri. Era ini ditandai pula dengan adanya pemilihan kepala daerah dari kalangan  umum sehingga pejabat pemerintah pun bersifat variatif. Kondisi ini kemudian muncul dalam motif batik KORPRI. Motif batik KORPRI telah menghilangkan unsur pohon beringin dan menonjolkan Pancasila sebagai asas utama bangsa Indonesia. Dari segi warna, motif batik seragam KORPRI pada masa ORDE BARU didominasi warna biru, sementara motif batik di era reformasi ini didominasi warna hijau muda dengan berbagai kemunculan warna biru, hijau, kuning) dengan gambar garuda Pancasila menjadi penekanan (inti subjek).

4.2. Kekayaan Alam Indonesia

Motif Anggrek

Anggrek adalah bunga yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Anggrek merupakan bungan yang banyak ragamnya, namun ciri khasnya bahwa anggrek memiliki bunga kecil yang indah. Kekaguman pada anggreks ini tercermin dalam suatu motif yang diilhami oleh bunga anggrek dan motif tersebut disebut motif anggrek.

Munculnya motif anggrek ini merupakan bagian dari dinamika batik Indonesia, yakni motif-motif batik yang mengusung kekayaan budaya dan alam Indonesia. Hal ini merupakan wujud keterbukaan budaya Jawa dalam pengembangan kreasi melalui seni batik.

Motif Raflesia

pengusungan kekayaan flora fauna Indonesia ke dalam motif batik ialah munculnya motif Raflesia. Raflesia adalah nama bunga yang khas yang merupakan simbol kebanggaan masyarakat Bengkulu karena bunga ini dianggap satu-satunya bunga raksasa yang hanya ada di Indonesia.

Bunga raflesia merupakan bunga yang khas. Bunga ini berbau bangkai dan hanya muncul pada saat tertentu dan termasuk kekayaan alam Indonesia yang khas.  Kekaguman terhadap bunga raflesia ini muncul pada suatu motif yang menonjolkan gambaran bunga raflesia. Meskipun bunga reflesia bukan kekayaan alami Jawa, tetapi pelukis batik ini merasakan bahwa bunga tersebut patut diabadikan dalam suatu motif khusus yang diberi nama bunga tersebut.

Motif Pisang Bali

Kekaguman pada kekayaan alam Indonesia tampaknya menjadi salah satu trend motif batik, khususnya kekayaan alam yang terkenal. Salah satu kekayaan alam yang tidak terkenal, tetapi karena pulaunya yang terkenal, maka kekayaan alam tersebut menjadi terangkat. Hal ini tampak dalam motif pisang Bali.

Beberapa kekayaan alam memang sering dikaitkan dengan Pulau Bali seperti jeruk Bali dan salak Bali. Pulau Bali adalah pulau yang sangat terkenal. Pisang Bali muncul dalam motif batik dalam rangka menumpang ketersohoran Pulau Bali.

Kemunculan motif ini sangat berkaitan dengan nuansa religius yang diusung oleh pisang Bali. Bagi masyarakat Bali, pisang Bali merupakan komoditi yang bermakna sakral yang digunakan di dalam banten (sesaji). Karena pentingnya, maka komoditi tersebut dimunculkan dalam motif batik. Hanya saja, bagi masyarakat di luar Bali yang belum mengetahui fungsi dan makna pisang Bali, tidak dapat merasakah getaran makna religius yang dibawa oleh motif tersebut.

Motif Tari Merak Ngigel

Indonesia juga kaya akan kekayaan alam laut. Kekayaan alam laut biasanya dimunculkan oleh batik-batik pesisiran, tetapi dewasa ini hal tersebut tidak lagi mendominasi. Di Surakarta, batik yang menonjolkan kekayaan laut di antaranya dimunculkan oleh batik colet karya Dartono. Karya Dartono ini memunculkan nuansa laut karena kain memang diperuntukkan untuk pakaian pantai (sarung pantai).

Di Surakarta, motif dengan gambar ikan menjadi cukup menonjol sejak semakin meluasnya pemakaian batik untuk berbagai keperluan. Contoh yang menonjolkan motif ikan ialah kemeja karya Bambang Slameto, S.Sos (pemilik Batik Merak Manis).

Interaksi orang Jawa dengan alam sekitarnya dapat menciptakan karya seni yang merefleksikan peristiwa alam. Salah satu bentuk karya seni tersebut berupa tarian merak yang disebut Tari Merak Ngigel yang menggambarkan burung merak yang sedang menari memamerkan keindahan bulunya. Tari ini merupakan tari tradisional yang cukup terkenal. Peristiwa ini juga tercermin dalam motif batik yang menggambarkan kekayaan fauna Jawa dengan judul motif merak ngigel sebagai berikut.

Motif Karonsih

Merak ngigel adalah gambaran merak yang sedang menarik lawan jenis. Setelah lawan jenis tertarik, maka terjadilah perkawinan. Dalam bahasa Jawa, berpadunya cinta disebut karonsih (bercampurnya cinta). Karonsih juga menjadi salah satu nama tarian yang biasanya dipentaskan di tengah-tengah hajat perkawinan. Dalam motif batik, muncul pula motif karonsih yang tidak lain adalah penggambaran dua ekor merak yang sedang bercinta seperti gambar berikut.

Motif Sandang Pangan

Kekayaan alam juga tergambar dakam bentuk sumber-sumber makanan dan pakaian. Lazimnya istilah tersebut disebut sandang pangan. Sandang pangan merupakan ikon kemakmuran yang pada umumnya digambarkan dalam bentukp adi dan kapas. Di samping sandang pangan, kesehatan juga merupakan hal penting. Dalam istilah Jawa, konsep tersebut disebut dengan:"murah sandang pangan, seger kewarasan" artinya sandang dan pangan murah serta tubuh sehat walafiat.

Konsep sandang pangan juga muncul di dalam motif batik. Hanya saja, tampaknya desainer memahami konsep sandang pangan dengan konsep yang lebih luas, yakni bukan hanya padi dan kapas. Dalam motif sandang pangan yang digambarkan adalah aneka sumber sandang dan pangan seperti gambar berikut.

4.3. Unsur Mitologi Jawa a dalam Motif Batik

Cerita-cerita mitologis juga masih sering tercermin dalam motif batik sebagai sumber inspirasi. Cerita mitologis Jawa tentang ular besar (naga) yang dalam cerita Angling Darma dapat tata jalma (berbisik) muncul dalam sebuah motif batik model buketan yang diberi nama "buketan naga bisikan latar gabar sinawur" yang artinya motif buket berbentuk naga yang sedang berbisik-bisik dengan latar belakang gabar yang disebar. Ide naga tersebut juga terilhami dari berbagai verita rakyat sepertik isah Nagasasra sabuk inten dan ornamen naga simbol kraton Yogyakarta yang diberi nama Dewi Naga Rasa Tunggal (sengkalan). Motif ini pasti diilhami dari mitos-mitos

Motif yang menggambarkan kisah mitologis adalah motif semen gajah birawa. Tidak jelas mengapa motif ini diberi nama gajah birawa. Yang jelas, motif ini memang mengandung unsur semen (pucuk muda)  dan gajah. Hanya saja, tambahan kata birawa mungkin menjadi membingungkan.. Bhirawa bermakna dewa Siwa sehingga gajah bhirawa dapat dimaknai gajah dewa Siwa. Sebutan birawa juga menunjukkan kemarahan (sifat Siwa sebagai dewa perusak).  Namun, apa pun pemahamannya, munculnya motif batik ini telah memperkaya khasanah motif batik Indonesia.

5. Kesimpulan dan Saran

Surakarta adalah kota batik. Beberapa di wilayah Surakarta dianggap sebagai kampung batik.  Perubahan sosial budaya yang terjadi dewasa ini mempengaruhi perkembangan desain motif batik. Perubahan tersebut terjadi akibat tuntutan pasar dan perkembangan masyarakat yang telah menggeser kain batik sebagai bagian tradisi dan upacara yang mengandung nilai filosofis menjadi kain keseharian yang bebas dipakai untuk keperluan apa saja.

Beberapa motif mengalami perubahan akibat perkembangan filosofi dan politik, sosial budaya. Hal ini tampak pada motif seragam KORPRI yang dahulu didominasi gambar beringin yang identik dengan GOLKAR. Pada era reformasi, KORPRI tidak lagim enjadi underbow GOLKAR sehingga simbol pun berubah menjadi motif KORPRI baru yang menekankan pada gambaran Pancasila.

Perkembangan tersebut juga tercermin dari teknik pembuatan kain batik yang menggunakan teknik-teknik serta memadukan teknik tradisi dengan teknik modern seperti penggunaan teknik colet, airbrush, printing, cap, dan sebagainya.

Pada hakikatnya, motif batik juga muncul akibat peristiwa sosial budaya dan memiliki interaksi dengan jenis seni lain seperti tari-tarian. Motif juga memunculkan kekaguman seniman terhadap kekayaan alam dan budaya Indonesia. Artinya, motif tidak lagi terbatas pada tema-tema Jawa, melainkan sudah memasuki tema nasional seperti motif bunga raflesia, bahkan juga tema internasional seperti motif leopard (macan tutul Afrika).

Beberapa kesulitan yang dihadapi adalah sulitnya untuk mewawancarai para pengusaha batik karena kesibukan mereka. Dari empat perusahaan batik tersebesar di Surakarta, hanya dari pihak Danar Hadi yang berhasil diwawancarai.

Sementara itu, untuk mendapatkan foto-foto desain motif batik lewat produk. Yang diizinkan hanya mencatat. Sementara itu, para desainer pada umumnya enggan diwawancarai karena aturan perusahaan/ ketaatan pada pimpinan. Namun, untuk proses produksi diizinkan untuk mengambil foto-foto kegiatan.

Penelitian ini belum dapat menggambarkan secara utuh perkembangan motif batik di Surakarta. Karena itu, penelitian ini perlu dilanjutkan dengan dana yang lebih besar, scop yang  lebih luas, dan waktu yang lebih leluasa (multi years).

DAFTAR PUSTAKA

  1. Doellah, H. Santosa.  2002. Batik: The Impact of Time and Enviroment. Surakarta: Danarhadi.
  2. Faruk. 1999. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  3. Handayani, Sarah Rum. 2002. Makna Simbolis Pola Sidomukti dalam Perkawinan Adat Jawa di Surakarta. Surakarta: Fak. Sastra dan Seni Rupa, UNS.
  4. Hitchcock, Michael. 1991. Indonesia Textiles. Findon: Periplus Edition.
  5. Holt, Claire. 1967. Art in Indonesia : Continuities and Change. Ithaca, New York: Cornell University Press.
  6. Mataya. 2006. Festival Seribu Anak Membatik. Surakarta.
  7. Maxwell, Robyn. 1990. Textiles of Souteast Asia: Tradition, Trade and Transformation.. Singapore: Periplus.
  8. Salam, Solichin. 1960. Sekitar Walisanga. Kudus: Penerbit Menara
  9. Sarwono. 2004. "Pendekatan Hermeneutik Simbolisme Motif Parang". dalam Etnografi: Jurnal Penelitian Budaya Etnik. No:04 Vol. 05 Juni 2004.

10.  Sarwono. 2005. "Hermenutik Simbolisme Motif Parang dalam Busana wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta".  dalam Etnografi: Jurnal Penelitian Budaya Etnik. No:04 Vol. 05 Juni 2004.

11.  Soedarso SP. 1986. "Benturan Nilai-nilai Tradisional dan Modern dalam Kesenian, Khususnya Seni Rupa yang Ada di Jawa" dalam, Soedarsono dkk.  Pengaruh India, Islam, dan Barat dalam Proses Pembentuan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

12.  Usawatun. 2005. "Dinamika Batik Gedhog Tuban". Jakarta:  Profil Wanita.

13.  Wolff, Janet. 1981. The Social Production of Art. New York: St. Martin’s Press.

Pesan Tersembunyi dibalik Sekuntum <b>Bunga</b>

Posted: 02 Feb 2011 06:04 PM PST

Anggrek. Bunga anggrek melambangkan kecantikan yang sempurna. Pemberinya berusaha untuk mengatakan bahwa ia mencoba untuk menjadi orang yang Anda cintai. 6. Mawar Kuning. Mawar kuning menyimpan banyak pesan, seperti suka cita, ...

Pesan Tersembunyi dibalik Sekuntum <b>Bunga</b> - Forumei

Posted: 02 Feb 2011 12:36 PM PST

Bunga asal Negeri Kincir Angin ini melambangkan harapan cinta. Jika si dia memberikan bunga yang satu ini, artinya ia sangat mengharapkan kesediaan Anda untuk menjadi pasangan hidupnya selamanya. 5. Anggrek. Bunga anggrek melambangkan ...

Menyambut Imlek, Toko <b>Bunga</b> di Rawa Belong Panen Besar | <b>Bunga</b> <b>...</b>

Posted: 01 Feb 2011 11:52 AM PST

Hari ini diprediksi sebagai hari puncak penjualan bunga di pasar bunga Rawa Belong, Jakarta Barat. Perayaan Imlek tahun ini yang jatuh pada tanggal 3 pebruari 2011 lebih ramai dibanding tahun-tahun sebelumnya bagi para pedagang bunga potong. Apalagi hujan rintik yang mengguyur kota Jakarta sejak selasa sore, seolah memberikan harapan yang tinggi bagi setiap pedagang. Maka tidak heran, meski stok bunga di counter masih banyak, beberapa toko bunga berani menambah stok bunga dari kebun bunga masing-masing.

Menurut Taufik, salah satu pedagang bunga di rawa belong, bila hujan mengguyur Jakarta pada satu hari menjelang Imlek maka para pembeli dari kota akan ramai berdatangan. Hujan dianggap sebagai pembawa keberkahan dan kesuksesan dalam berusaha di tahun ini yang ber-shio kelinci. Sehingga tidak heran jika ia menambah stok bunga aster dan krisannya hingga 500 ikat, padahal sehari sebelumnya ia telah mengambil bunga langsung dari Cipanas dengan jumlah yang sama.

Keyakinan yang sama juga diikuti olah puluhan pedagang kagetan yang berani menyewa lapak dagang berupa tenda yang didirikan di depan pintu utama pasar untuk menjual aneka bunga, khususnya bunga sedap malam. Diantara sekian bunga hanya bunga sedap malam yang berwarna putih yang diburu oleh para pembeli. Selebihnya yang banyak dan laris dijual adalah bunga-bunga berwarna merah, seperti bunga mawar, dahlia, carnation, aster, gerbera, gladiol, anthurium, helikornia dan anggrek gym story. Maka jangan heran jika harga bunga merah saat ini cukup tinggi di pasar bunga rawa belong khususnya.

Harga bunga yang tinggi (2 atau 3 kali lipat dari hari-hari biasa) bukanlah halangan bagi para pedagang untuk menjajakan bunga dagangannya, sama seperti para pembeli bunga yang umumnya datang mobil-mobil mewah. Bagi para cukong keturunan Tionghoa ini, harga bunga yang mahal tidaklah lebih mahal daripada keharusan memeriahkan hari Imlek. Dengan sedikit tawar menawar, bunga pun berpindah tangan. Maka tak heran jika stok bunga sedap malam mulai berkurang. Aneka Anggrek, baik douglas, dendro maupun gym story diperkiran mulai pagi ini memasuki waktu puncaknya.

Toko bunga online Anadisya Florist menyambut Imlek tahun ini melayani pembelian bunga secara online untuk bunga-bunga di bawah ini dengan minimal pemesanan seharga Rp. 500.000,-. Untuk harga bunga anggrek douglas adalah Rp. 2.000,-/tangkainya. Harga bunga anggrek dendro Thailand dijual Rp. 85.000,-/10 tangkai. Sedangkan harga anggrek gym story warna merah dan warna macan tutul adalah Rp. 350.000,-/50 tangkai. Bunga sedap malam dijual Rp. 7.500,-/tangkai. Harga bunga mawar merah Rp. 100.000,-/20 tangkai (jenis lokal) dan Rp. 200.000,-/20 tangkai (semi holland). Bunga gerbera merah yang mampu bertahan 3 hari dijual dengan harga Rp. 20.000,-/bungkus (10 tangkai) untuk jenis lokal sedangkan jenis PT dijual seharga Rp. 40.000,-/10 tangkai.

Kami juga siap melayani pemesanan bunga papan duka cita, bunga papan selamat dan sukses serta bunga papan bahagia pada hari Imlek dengan kualitas yang memuaskan plus harga bersaing. Tenaga profesional kami siap membantu anda menyampaikan pesan elegan anda melalui rangkaian bunga terbaik. Informasi lengkap, silahkan menghubungi 021-91866022 atau 021-91866040. Gong Xi Fa Cai

STICK, Penopang tangkai <b>bunga</b> - candi orchid , <b>anggrek</b> semarang

Posted: 01 Feb 2011 06:26 AM PST

window.setTimeout(function() { document.body.className = document.body.className.replace('loading', ''); }, 10);

Memotret <b>Anggrek</b> Itu Mudah « It's Louiciano!

Posted: 01 Feb 2011 03:00 AM PST

Bunga adalah subjek foto yang mudah ditemukan. Contohnya bunga anggrek yang ada di halaman rumah ibu saya ini. Saya yakin di sekitar rumah Anda pun ada tanaman bunga. Menurut pengalaman saya, memotret bunga itu mudah, semudah menemukannya. Subjek bunga bisa sering dijadikan sarana berlatih bagi pemula di dunia fotografi.

Berikut ini saya berikan beberapa tips yang bisa Anda coba sendiri untuk memotret bunga anggrek di halaman rumah.

<b>Anggrek</b> Douglas, Ikan Bandeng dan Imlek

Posted: 30 Jan 2011 09:45 AM PST

Jika anda punya urusan dan keperluanyang berdekatan dengan arah pasar bunga Rawa Belong melalui jalan Palmerah Barat atau jalan kebayoran Lama atau jalan Kebon Jeruk maka kami menyarankan untuk tidak dilakukan pada pagi hari dan sore hari  selama mejelang Imlek. Karena pada jam-jam itu kemacetan di Rawa Belong sdang dalam kondisi puncak, macet parah. Sebaiknya anda mengundurnya hingga siang hari atau malam hari. Sehingga anda tidak jenuh di jalan atau bahkan stress.

Kemacetan tersebut tidak lain adalah karena mulai ramainya pedagang ikan bandeng imlek yang menggelar lapak dagangannya di mulut jalan Sulaiman menuju pasar bunga Rawa Belong hingga mencapai 100 meter di sisi kanan kiri jalan. Ikan bandeng yang harga satu kilogramnya bisa mencapai Rp. 30.000,- ini tetap banyak diminati berbagai kalangan. Inilah tradisi tahunan di daerah rawa belong sejak puluhan tahun silam. Meski di tempat lain juga banyak yang menjual bandeng imlek, namun keberadaan pedagang ikan bandeng di rawa belong adalah pelopornya.

Fenomena ini tidak jauh berbeda dengan keadaan di pasar bunga Rawa Belong. Sebagai pusat transaksi bunga terbesar di kota Jakarta, aneka macam bunga berwarna merah mulai menghiasi deretan toko bunga di lingkungan pasar. Mulai dari jenis gladiol, gerbera, krisan, aster, anggrek gym story hingga bunga jengger ayam. Nuansa merah dan kuning adalah warna-warna yang paling dicari untuk perayaan hari Imlek. Terutama yang berwarna merah maka harganya bisa mencapai 3 x lipat dari harga biasa.


Akhirnya banyak pedagang (mungkin juga petaninya) yang menahan pasokan bunga-bunga yang dianggap laku keras pada 1-2 hari menjelang imlek nanti. Beberapa jenis bunga beberapa hari ini terlihat sangat langka. Kalau pun ada tentu saja harganya selangit, di antaranya adalah bunga sedap malam dan anggrek douglas.  Keluhan tentu saja datang dari para pedagang bunga yang selama ini mengandalkan bunga anggrek douglas dan sedap malam sebagai contoh rangkaian bunga di katalognya. Karena kelangkaan pasokan anggrek ini maka mau tidak mau harus berani berspekulasi dengan membeli harga tinggi demi tuntutan katalog.

Untuk rangkaian bunga meja dan standing flower, anggrek douglas mungkin tidak terlalu banyak digunakan namun untuk bunga papan, beberapa toko bunga memang telah menjadikannya sebagai contoh baku katalog bunganya. Jadi bila ada orderan bunga papan dengan dasar bunga anggrek douglas maka ya harus dengan anggrek douglas. Lain halnya dengan dasar bunga dahlia yang mungkin bisa diganti dengan bunga krisan putih. Bahkan sesungguhnya dasaran bunga anggrek douglas ini adalah alternatif ketika bunga dahlia kosong.

Bunga papan yang sering menggunakan anggrek douglas sebagai dasarannya adalah jenis bunga papan duka cita. meski tidak menutup kemungkinan untuk dipergunakan pada bunga papan sukses dan bahagia namun bunga duka cita adalah rangkaian yang paling banyak menggunakan bunga anggrek douglas. Bunga krans duka cita contohnya, untuk pesanan yang memerlukan waktu yang cepat maka anggrek douglas adalah bunga yang paling ideal.

Anggrek douglas, ikan bandeng dan pohon jeruk imlek adalah salah satu dari beberapa ikon yang banyak dikaitkan dengan hari Imlek. Terkadang banyak orang yang berspekulasi dan menutup mata dengan kebutuhan orang lain. Tapi itulah dunia bisnis. Bagi para petani dan pedagang pernak pernik imlek tentu saja hal tersebut adalah sebuah peluang yang mungkin mereka dapatkan hanya sekali dalam setahun. Jadi wajar jika mereka juga mengejar keuntungan lebih meski sebenarnya tidaklah sebaik yang diimpikan. Sehingga semuanya kembali kepada diri kita, apakah siap beraksi atau hanya menjadi penonton. Apakah siap berspekulasi ataukah hanya berangan.

Anadisya Florist adalah toko bunga online jakarta yang siap memberikan informasi dan solusi tentang berbagai macam rangkaian bunga yang berkaitan dengan perayaan hari Imlek. Aneka bunga ucapan pilihan anda dengan kualitas terbaik siap kami hadirkan dengan bangga. Silahkan hubungi kami di 021-91866022.

Ada apa ya ama <b>anggrek</b> yg satu ni???????

Posted: 26 Jan 2011 06:01 AM PST

Share

Bunga anggrek mungkin menarik perhatian manusia karena kecantikannya dan bagi sebagain orang memang jadi klangenan, yang tak bosan untuk selalu dipandang. Namun, bagi satu jenis serangga di Australia, anggrek tertentu mungkin begitu seksi sampai-sampai “orgasme” saat lama-lama di dekatnya.

ANEKA JENIS GAMBAR <b>BUNGA ANGGREK</b> &gt;&gt; Macam-macam Manfaat Bunga <b>...</b>

Posted: 09 Jan 2011 08:53 PM PST

Gambar_Bunga_Anggrek_Putih

Gambar Bunga Anggrek di samping ini bagus banget yah…!? Ya eyalah, namanya juga BUNGA ANGGREK…hehehe… BUNGA ANGGREK sering dipergunakan sebagai simbol dari rasa cinta, kemewahan, dan keindahan selama berabad-abad. Bangsa Yunani menggunakan BUNGA ANGGREK sebagai simbol kejantanan, sementara bangsa Tiongkok pada zaman dahulu kala mempercayai bahwa BUNGA ANGGREK sebagai tanaman yang mengeluarkan aroma harum dari tubuh Kaisar Tiongkok.

BUNGA AGGREK biasa dijual sebagai tanaman pot maupun sebagai bunga potong. Indonesia memiliki kekayaan jenis BUNGA ANGGREK yang sangat tinggi, terutama Anggrek epifit yang hidup di pohon-pohon hutan, dari Sumatera hingga Papua. Anggrek bulan adalah bunga pesona bangsa Indonesia. BUNGA ANGGREK juga menjadi bunga nasional Singapura  dan Thailand.

Pada pertengahan zaman, BUNGA ANGGREK mempunyai peran penting dalam pengembangan tehnik pengobatan menggunakan tumbuh-tumbuhan. Penggunaannya pun meluas sampai menjadi bahan ramuan dan bahkan sempat dipercaya sebagai bahan baku utama pembuatan ramuan ramuan cinta pada masa tertentu. Ketika BUNGA ANGGREK muncul dalam mimpi seseorang, hal ini dipercaya sebagai simbol representasi dari kebutuhan yang mendalam akan kelembuatan, romantisme, dan kesetiaan dalam suatu hubungan. Akhirnya, pada permulaan abad ke-18, kegiatan mengkoleksi anggrek mulai menjadi kegiatan yang banyak dilakukan di segala penjuru dunia, terutama karena keindahan tanaman ini.

Misalnya saja, BUNGA ANGGREK BULAN [Phalaenopsis Amabilis] adalah salah satu bunga nasional Indonesia. Pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani Belanda, Dr. C.L. Blume.

Tanaman BUNGA ANGGREK ini tersebar luas mulai dari Malaysia, Indonesia, Filipina, Papua, hingga ke Australia. Cara hidupnya secara epifit dengan menempel pada batang atau cabang pohon di hutan-hutan dan tumbuh subur hingga 600 meter di atas permukaan laut.

BUNGA ANGGREK BULAN termasuk dalam tanaman Anggrek Monopodial yang menyukai sedikit cahaya matahari sebagai penunjang hidupnya. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk memanjang. Akar-akarnya berwarna putih dan berbentuk bulat memanjang serta terasa berdaging. Bunganya memiliki sedikit keharuman dan waktu mekar yang lama serta dapat tumbuh hingga diameter 10 cm lebih.

Penyebutan jenis-jenis BUNGA ANGGREK hias biasa disebutkan dengan nama genusnya saja karena banyak sekali hibrida antarspesies dan antargenus yang telah dibuat. Akibatnya, penamaan anggrek memiliki semacam aturan khusus yang agak ‘menyimpang’ dari aturan penamaan botani biasa.

Berikut adalah nama-nama genus BUNGA ANGGREK hias populer:
- Cattleya, bunganya besar dan spektakuler, namun sulit dipelihara
- Dendrobium, tanaman hias paling populer dari antara jenis-jenis anggrek
- Grammatophylum, anggotanya termasuk anggrek Papua raksasa
- Oncidium, termasuk di dalamnya anggrek ‘golden shower’
- Phalaenopsis, kepopulerannya mendekati Dendrobium. Anggrek bulan adalah salah satu jenisnya
- Spathyphyllum, anggrek tanah
- Vanda, biasanya sebagai bunga potong

GAMBAR BUNGA ANGGREK yang indah dan mempesona ;-)

Bagaimana Menilai <b>Bunga Anggrek</b>?! « Anggrek Kalteng

Posted: 08 Jan 2011 04:58 PM PST

Bagi kita orang awam   memuji keindahan bunga anggrek dengan ekspresi penuh   seraya mengucapkan kata semisal “aduuuuh…cantiknya” atau ikut-ikutan potongan syair lagu …cinta satu malam..”oh indahnya”…mantaaap…, atau apa lagi..? Semua itu sesuatu yang lumrah dan wajar sebagai bentuk penghargaan untuk bunga dengan sejuta pesona yang tentu saja memiliki makna mendalam yang sulit digambarkan penikmatnya.
Melalui kemajuan teknologi informasi dan komunikasi  salah satunya melalui sarana facebook, belakangan kita makin dimudahkan untuk berinteraksi dengan siapapaun di muka bumi ini, tak terkecuali dalam satu komunitas antar sesama pecinta anggrek. Cara mengapresiasi anggrekpun jadi sangat simpel. Kalau ada teman kita update status sekalian upload foto anggrek misalnya, apalagi nama kita masuk ditag. Sebelum memberi komentar, pastinya  yang pertama kita cari adalah tulisan ‘suka’ persis di bawah gambar tersebut trus mengkliknya. Dengan demikian kita sudah memberi sebuah penghargaan pada sosok anggrek meskipun wujudnya cuma berupa gambar. Hal demikian merupakan sebuah kemajuan, bunga-bunga anggrek terekspos bebas nyaris tanpa batas. Kita bisa memelototi anggrek yang cantik-cantik dari koleksi rekan-rekan kita di seluruh negeri atau bagian benua lain di jagat ini.Terlepas apakah penghargaan itu dari sisi karya fotografinya atau memang faham dengan bentuk bunga aslinya, yang pasti efeknya saat ini anggrek-anggrek kita dapat berkah kiriman jempol bertubi-tubi dan hujan pujian di mana-mana.   Sesuatu yang dulu tak pernah terbayangkan.
Lalu…….., bagaimana sebenarnya cara menilai anggrek yang benar?? Untuk kepentingan kontes, lebih-lebih untuk pemuliaan, dalam hal ini para pakar sudah  menyiapkan buku pegangan yang konon supaya hasil penilaian ‘bunga anggrek’ bisa lebih akurat, jelas poin-poinnya, ilmiah dan bisa dipertanggungjawabkan.
Buat sekedar mengetahui atau belajar mencoba menilai anggrek kita yang memang cantik-cantik, apa salahnya kita mengintip contekannya. Berikut adalah sebagian mengenai penilaian anggrek yang ada dalam buku Pedoman Baku Penilaian Anggrek Indonesia dengan salah satu katagori penilaian yaitu pada anggrek yang berbentuk ‘bulat’.
Yang termasuk anggrek berbunga bulat diantaranya : sebagian Dendrobium, sebagian Phalaenopsis, beberapa Cattleya dan beberapa juga Vanda. Dasar penilaian meliputi bentuk bunga, warna bunga dan sifat-sifat karakteristik lainnya.

Bentuk Bunga

Nilai keseluruhan untuk bagian ini adalah 30. Hal-hal yang diperhatikan adalah :

  • Kebulatan bunga (Roundness). Bunga yang dianggap bulat adalah yang ujung-ujung sepal, petal dan labelum  jika dihubungkan akan membentuk lingkaran dengan pusat pada tiang atau gynostenium. Bunga yang demikian akan memperoleh nilai tertinggi 5.

Kebulatan bunga pada Dendrobium farmeri

  • Kepenuhan bunga (Fullness). Bentuk lingkaran semu dengan menghubungkan ujung-ujung sepal, petal dan labelum, terisi penuh dengan helaian sepal dan petal. Semakin terisi penuh, akan semakin tinggi nilainya. Biasanya kepenuhan yang bagus terjadi pada bunga-bunga yang berbentuk overlapping seperti pada bunga Vanda sanderiana. Pada bunga Cattleya intermedia nilainya rendah karena bunga ini berbentuk bintang (star form).

  • Kedataran bunga (Flatness). Nilai tertinggi 5 dapat diberikan pada bunga anggrek yang mempunyai sepal, petal dan labellum dalam bidang datar. Bunganya tidak terlalu melengkung ke dalam, sepal dan petalnya membuka penuh. Nilai akan berkurang jika bunga terlalu membuka ke belakang.
  • Bentuk sepal. Sepal yang lebar yang mengisi kekosongan ruang antara petal dan labellum punya nilai tinggi, jarak antara ujung-ujung sepal harus sekitar 120 derajat.

  • Bentuk petal. Bentuk petal yang bagus adalah yang tak berkerut(berlipat-lipat), mempunyai ukuran yang lebih lebar dibandingkan sepalnya. Keindahan kian sempurna bila bunga memiliki petal yang tegak namun tidak kaku.
  • Bentuk labellum. Labellum yang bagus sudah pasti adalah yang indah, selaras dengan sepal dan petalnya. Labellum pada anggrek berbeda-beda. Labellum pada Vanda relatif kecil namun sebaliknya pada Cattleya nampak jauh lebih besar, tapi keduanya tetap kelihatan indah dan serasi.

Setelah diadakan penilaian pada masing-masing bagian, supaya dilihat lebih mudah, nilai-nilai tersebut dikelompokkan pada kolom-kolom seperti pada tabel di bawah ini.Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar