Halaman

Kamis, 04 November 2010

bunga anggrek: Belajar Tanaman Hias dari Ence Abdurohim

bunga anggrek: Belajar Tanaman Hias dari Ence Abdurohim


Belajar Tanaman Hias dari Ence Abdurohim

Posted: 03 Nov 2010 04:49 PM PDT

Minggu, 31 Oktober 2010

Jam menunjukkan 10.30, saya janji bertemu dengan Yusep di Ciputat jam 12.00. Rasanya cukup waktu untuk naik kendaraan umum dari Tomang ke Ciputat.

Sayapun meninggalkan rumah, berjalan kaki menuju halte bus Telkom Jakarta Barat yang berhadapan dengan Mall Taman Anggrek dan Central Park.

Mendekati halte bus, dari jarak sekitar 50 meter saya melihat sebuah bus reguler 46 berhenti. Sopir bus menggamit saya untuk ikut naik bus dia, sayapun mempercepat langkah. Dalam hitungan beberapa detik sayapun berada dalam bus buatan Cina itu, mencari tempat duduk yang masih kosong dan menikmati perjalanan menuju Slipi yang jauhnya tak sampai dua kilometer itu.

Di perapatan Slipi saya turun dari bus 46 lalu mencari dan menaiki bus Koantas Bima 102 berwarna kuning-hijau jurusan Tanah Abang-Ciputat.

Saya naik bus yang masih belum penuh, mencari tempat duduk yang nyaman. Tidak berapa lama bus yang masih menyisakan beberapa bangku kosong itupun berangkat. Sayapun lalu memprbaiki posisi duduk dan kemudian…. tidur. Kebiasaan yang dipertahankan bila mendapatkan tempat duduk di dalam bis kota, hehehe…

Saya sampai di Ciputat pas saat azan zuhur berkumandang dari Masjid Agung Al-Jihad yang berada di pertigaan jalan H. Usman, Ciputat. Disamping jembatan layang yang berada diatas jalan Ciputat Raya.

Saya langsung menuju masjid untuk melaksanakan shalat zuhur, setelah selesai lalu menghubungi Yusep Hendarsyah untuk menjemput saya di Masjid Agung Al-Jihad itu.

Rupanya ada sedikit kesalah fahaman komunikasi , waktu saya telepon Yusep katanya sudah sampai di tempat parkir. Ketika saya lihat ke tempat parkir Yusep tak kelihatan. Setelah dihubungi kembali, rupanya Yusep menjemput saya ke masjid raya yang terdapat di komplek Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, lebih satu kilo melewati masjid tempat saya menunggu.

Tidak sampai lima menit kemudian barulah Yusep sampai di tempat aku menunggu, kamipun tertawa bareng mendapatkan kejadian itu, sesaat kemudian kamipun meluncur ke rumah Ence Abdurohim

Yusep Hendarsyah dan saya menapaki halaman rumah kompasianer Ence Abdurohim yang asri di kawasan Sarua Indah, Ciputat. Kami memang punya janji kopdaran hari itu.

Sebenarnya ada satu lagi kompasianer yang berencana ikut. Cuma karena ketidak tahuan saya, saya baru mengirimi dia pesan pagi hari Minggu itu, dengan perkiraan sang kompasianer itu adalah warga Jakarta sama dengan saya. Tapi saya mendapat jawaban bahwa dia sedang ke Semarang.

Namun setelah ngobrol dengan Ence, barulah saya tahu kompasianer dengan inisial SWW itu sebenarnya adalah orang Semarang. Akhirnya saya jadi tertawa sendiri mengingat apa yang saya lakukan dengan sms yang saya kirimkan tadi paginya. Jadi SWW bukannya sedang ke Semarang, tapi memang di Semarang.

Saya tertarik untuk bertandang kerumah Ence, setelah melihat album fotonya berjudul Tanaman Buah Penghias Rumah di Facebook. Saya penyenang buah-buahan, karena dulu di sekeliling rumah gadang kami di Buah Baurai penuh dengan aneka macam buah-buahan. Namun sayang, karena semua penghuni rumah gadang pergi merantau setelah orang tua kami meninggal, taman surga kami itu mati karena minim perawatan dan usia yang telah tua.

Kami di sambut tuan rumah Ence Abdurohim bersama putri kecilnya Saidah di teras rumahnya bersama dengan kompasianer Herjono. Herjono sebelumnya datang bersama Yusep dari Karawaci dan diantarkan lebih dulu kesana, kemudian Yusep menjemput saya ke Ciputat dengan motornya.

Setelah ngobrol ngalor ngidul di temani pisang rebus, selai pisang dan kacang garing, obrolan kami berlanjut tentang tanaman dan buah-buahan serta melihat-lihat koleksi tanaman buah yang berada di sekeliling rumah Ence.

Rupanya tidak hanya buah-buahan yang kami dapati disana. Ence rupanya juga seorang penggiat tanaman hias, walau masih dalam skala kecil. Kamipun di bawa taman bunga garapannya, menikmati aneka bunga dan tanaman hias beraneka ragam jenis maupun ukuran dan usianya.

Cuma sayang karena tempat yang kurang memadai, tanaman hias yang beraneka ragam itu seakan berdesakan di area yang terbatas, sehingga kurang menampilkan ciri maupun aura keanggunan dan keindahan masing-masing bunga tanaman hias itu. Kecuali yang berada di halaman depan, yang memang nampaknya lebih tertata. Sayapun agak sedikit kesulitan memotret tumpukan aneka jenis bunga yang agak tumpang tindih itu.

Kegairahan Ence dalam mengoleksi beraneka tanaman hias ini juga diimbangi Ence dengan menghafal semua jenis tanaman itu. Sayang saya bukanlah seorang penghafal maupun pencatat yang baik nama-nama beraneka jenis bunga dan tanaman hias itu. Mudah-mudahan beberapa foto koleksi tanaman hias maupun tanaman buah-buahan Ence ini dapat menjadi pintu maaf atas ketidak hafalan saya nama-nama tanaman hias itu.

Obrolan kami sore itu juga di selingi dengan makan mie ayam dan tongseng di warung langganan Encek beberapa kilo dari rumahnya.

Pulangnya kami di lepas Ence bersama sang istri, juga di beri kenang-kenangan berupa tanaman hias dari taman mininya.

<b>Bunga Anggrek</b> | Romihilmawan's Blog

Posted: 12 Oct 2010 07:35 PM PDT

Anggrek merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman hias yang tergolong langka. Saat ini banyak yang mencoba untuk menciptakan anggrek dengan varian terbaru dengan cara mengawin silangkan jenis anggrek yang satu dengan pohon anggrek yang lain.Tujuannya tidak lain adalah untuk mendapatkan varian anggrek baru dengan bentuk yang cantik dan tahan lama.

Bunga Anggrek
Bunga Anggrek yang berasal dari spesies yang bernama Orchidaseae ini dikenal sebagai bunga yang tahan lama. Bunga ini juga sangat populer dengan keeksotikannya. Oleh karena itu banyak orang yang menjadikannya sebagai tanaman hias. Bunga Anggrek mempunyai banyak warna seperti ungu, merah keunguan, putih, dan kuning.

Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan, penyiraman serta pengendalian OPT.

Pada umumnya anggrek-anggrek yang dibudidayakan memerlukan temperatur 28 + 2° C dengan temperatur minimum 15° C. Anggrek tanah pada umumnya lebih tahan panas dari pada anggrek pot. Tetapi temperatur yang tinggi dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk anggrek berkisar antara 60–85%. Fungsi kelembaban yang tinggi bagi tanaman antara lain untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi. Pada malam hari kelembaban dijaga agar tidak terlalu tinggi, karena dapat mengakibatkan busuk akar pada tunas-tunas muda. Oleh karena itu diusahakan agar media dalam pot jangan terlampau basah. Sedangkan kelembaban yang sangat rendah pada siang hari dapat diatasi dengan cara pemberian semprotan kabut (mist) di sekitar tempat pertanaman dengan bantuan sprayer.

Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium sp. dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.

Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan Aranthera sp.

Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :

  • Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%, Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 – 75 %.
  • Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda sp. dan Arachnis sp. Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 380C, dan malam hari 18–210C. Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang berdaun lebar memerlukan sedikit naungan.
  • Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.
  • Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar