Halaman

Selasa, 07 September 2010

bunga anggrek: Karangan Bunga | Kilat! - The Flash Fiction Challenge

bunga anggrek: Karangan <b>Bunga</b> | Kilat! - The Flash Fiction Challenge


Karangan <b>Bunga</b> | Kilat! - The Flash Fiction Challenge

Posted: 06 Sep 2010 10:50 PM PDT

Pagi yang cerah. Perempuan itu berangkat ke kantornya dengan senyum mengembang. Ini tahun baru, pikirnya, jadi semangat harus baru.
Disapanya siapa saja yang ia temui sejak keluar dari rumah. Mereka yang menerima salamnya pagi itu merasa heran. Perempuan itu biasanya ketus. Jangankan memberi salam, menyapa pun tak pernah. Orang-orang berpikir ia pasti orang penting di kantornya sehingga ia tidak merasa perlu menganggap penting orang lain.
Tetapi pagi itu ia berbeda. Ia menjadi sangat ramah.
"Selamat pagi, Susi,"sapanya kepada sekretarisnya.
Susi si sekretaris sedikit tersentak.
"Se…selamat pagi, Bu,"jawabnya gugup.
"Bagaimana pesta tahun barumu kemarin?"tanya perempuan itu lagi.
"Sa…saya di rumah saja, Bu. Ayah saya sakit. Jadi saya harus menjaganya,"jawab Susi masih dengan nada gugup.
Tidak biasanya, pikir Susi. Sehari-hari perempuan itu selalu menghujaninya dengan ratusan perintah yang nyaris datang bersamaan, sehingga ia harus pontang-panting melayaninya.
"Oo, semoga cepat sembuh ya,"kata perempuan itu sambil membuka pintu ruangannya dengan kunci yang selalu dibawanya. Di depan pintu, ia tertegun. Mematung seperti bocah durhaka kena kutuk.
"Karangan bunga dari siapa itu?"tanya perempuan itu.
Si sekretaris berdiri dari kursi dan ikut melongok ke dalam ruang kerja.
"Tidak tahu, Bu. Kan ibu yang selalu bawa kunci ruangan itu?"
Pelan, perempuan itu melangkah masuk. Didekatinya rangkaian bunga dalam vas tanah liat yang bunga-bunganya telah mengering. Perempuan itu masih mengenali bunga-bunga dalam rangkaian itu: mawar, anyelir, anggrek dan lili.
Amplop kusam terselip di antara kuntum-kuntum bunga. Perempuan itu membukanya, menarik kartu dari dalamnya kemudian membacanya.

"Sayang, melihatmu ceria pagi ini, aku bahagia. Cantik, tetaplah tersenyum. Aku selalu menyayangimu."

Perempuan itu tertegun. Hanya seorang dalam hidupnya yang selalu menyebutnya ‘cantik’ : almarhum suaminya. Ia teringat, seminggu sebelum tahun baru, ia menziarahi makam suaminya. Dibawanya rangkaian bunga dalam vas tanah liat.
Perempuan itu mengangkat vas itu dari meja kerjanya.
"Ibu mau saya membuangnya?" tanya sekretarisnya.
Perempuan itu menggeleng dan tersenyum.
"Tidak. Saya akan menyimpannya," jawabnya.
Perempuan itu mendekap rangkaian bunga itu ke dadanya. Perasaan hangat menyelimutinya. Ia yakin almarhum suaminya hadir bersama rangkaian bunga itu.
"Terima kasih, sayang," bisik perempuan itu.

Pertolongan Allah Tak Pernah Telat | Khoirunnasi Anfa-uhum Linnas

Posted: 06 Sep 2010 08:34 PM PDT

Tak hanya itu, dia juga memberikan bunga anggrek yang mahal-mahal. Untuk almari dari kayu jati, harganya kira-kira Rp 5 juta. Itu sekitar tahun 1997. Jadi, sangat besar nilainya. Penjual almari saja ketika tahu dia akan pindah, ...

Obyek Wisata di Kabupaten Hulu Sungai Selatan - BLOG BERITA ONLINE

Posted: 05 Sep 2010 06:51 AM PDT

Gungung Kantawan

Gunung Kentawan lebih dikenal sebagai lambang sari kawasan Loksado karena letaknya strategis dan dapat dilihat dari berbagai penjuru.
Gunung ini adalah kawasan hutan lindung berupa gunung batu yang ditumbuhi pepohonan disekelilingnya, letak kawasan ini sekitar 28 Km dari kota Kandangan, dan untuk mencapainyahanya jalan kaki lewat Desa Lumpangi, muara Hanip atau Datar Belimbing (Hulu Banyu). Dengan memiliki luas sekitar 245 ha, didalamnya terdapat aneka jenis flora termasuk anggrek Hutan dan fauna yang dilindungi seperti Bekantan, Owa-Owa, Raja Udang (Halcyon SP)dll.

Air Panas Tanuhi merupakan obyek wisata yang sangat indah dan menarik untuk dikunjungi, disamping pemandangan yang indah juga tersedia beberapa fasilitas seperti : Cottag Type A dan B, Gazebo, Aula untuk pertemuaan, Kolam Renang, Kolam Berendam, Kolam Air Panas dari Panas Alam, Cafetaria, Lapangan Tenis dan Tempat Bermain Anak. Akses jalan menuju tempat lokasi sangat mudah dari Ibukota Propinsi Banjarmasin 168 km bisa ditempuh dengan roda 4 selama 4 jam.

Kawasan Loksado memiliki hutan primer banyak ditumbuhi pepohonan dan kayu-kayuan yang beraneka ragam. Jenis pohon yang tumbuh diwilayah ini adalah seperti: Meranti, Sungkai, Ulin, Karet, Kayu Manis, dan jenis pohon buah-buahan serta aneka jenis bunga Anggrek. Didalam hutan juga hidup berbagai satwa, seperti: Kijang, Kancil, Macam, Beruang, aneka jenis kera termasuk Bekantan, Satwa Melata dan jenis burung, seperti: Raja Udang, Enggang, Ayam, Hutan dll. Begitu pula dengan Kupu-Kupu dengan aneka warna yang menawan.

Loksado merupakan magnet yang menjadi primadona wisata alam (petualangan) paling laris dijual ke wisatawan mancanegara.Objek wisata alam Loksado tak hanya menarik dari segi kesejukan alam, air terjun bertingkat dan pemandinan air panas di desa Tanuhi.Pernak-pernik kekayaan budayanya menjadi sumber inspirasi bagi peneliti budaya dan tumbuh-tumbuhan. Ada 43 Balai (rumah adat) tersebar di 9 desa kecamatan Loksado. Yang paling besar adalah Balai Malaris, Balai Haratai, dan Balai Padang.

Balai Malaris

Balai Haratai
Balai Padang

Arung Jeram dengan rakit bambu di sungai Amandit adalah puncak dari kegiatan perjalanan setelah beberapa hari. Kegiatan inilah yang paling banyak disukai oleh banyak wisatawan dan yang palinng mengesankan. Ada beberapa lokasi yang bagus untuk memulai perjalanan dengan tingkat kesulitan dan waktu tempuh yang bervariasi tergantung dari keinginan wisatawan itu sendiri.

Air Terjun Haratai

Air terjun Haratai terletak di desa lebih kurang 15 menit perjalanan dari Balai Haratai, dapat ditempuh dengan memasuki hutan bambu dan perkebuna karet atau kayu manis. Air terjun tersebut bertingkat tiga dengan ketinggian masing-masing 13 meter. Pengunjung dapat bermandi ria pada telaga, tetapi dibagian bawah air terjunnya, atau hanya duduk-dudk diatas bebatuan besar. Tersedia juga tempat ganti pakaian dan shel teruntuk beristirahat.
Air Terjun Riam Anai ± 2 km dari desa Malaris Kecamatan Loksado merupakan air terjun yang sangat deras dengan ketinggian 4 meter.
Air Terjun Kilat Api terletak di deas Tanuhi 4 km dari penginapan/cottage Tanuhi. Bisa ditempuh dengan kendaraan roda 4 atau roda 2.

ANTARA News: <b>Anggrek</b> Terbaik Dunia Hilang Dari Hutan Kalsel

Posted: 04 Sep 2010 10:54 PM PDT


Ketua Persatuan Anggrek Indonesia (PAI) Kalimantan Selatan, Aida Muslimah, di Banjarmasin Sabtu mengatakan, anggrek lokal yang terkenal di dunia ini hanya ada pada tiga tempat.

Ketiga tempat tersebut, yaitu di Filipina dan di Indonesia yaitu di Bogor dan di Tanah Laut atau di Pelaihari ibukota kabupaten tersebut.

Dari tiga tempat tersebut, kata Aida yang hadir dalam acara buka bersama komunitas jurnalis "Pena Hijau" Kalsel, anggrek bulan Pelaihari yang paling bagus untuk dijadikan sebagai inti silang karena adanya berbagai kelebihan yang tidak terdapat pada anggrek jenis lainnya di daerah lain.

Beberapa kelebihan tersebut, kata Aida yang didampingi sekretaris PAI Yulianto, antara lain, anggrek bulan Pelaihari memiliki masa bunga cukup lama antara tiga sampai enam bulan sedangkan anggrek biasa tidak lebih dari satu bulan.

Selain itu, kata dia, jumlah kuntum dalam satu tangkai bisa mencapai antara 25-50 buah sedangkan anggrek biasa hanya sekitar 10-15 kuntum, dan banyak cabang dalam tangkai, sedangkan anggrek lainnya hanya satu cabang.

Anggrek bulan Pelaihari ini juga merupakan salah satu jenis anggrek yang memiliki bunga yang sangat indah berwarna putih bersih sehingga harganya pun cukup mahal bisa mencapai Rp5 juta satu pohon.

Sayangnya, kata Yulianto, jenis bunga yang dinobatkan sebagai bunga terbaik dunia di jenisnya tersebut, kini tidak ditemukan lagi di habitatnya, karena kesalahan kebijakan pemerintah masa lalu.

"Dulu anggrek merupakan tanaman hasil komoditas yang bisa diperjualbelikan, sehingga pada saat itu penjualan anggrek Pelaihari ke berbagai negara cukup marak, hingga akhirnya anggrek kebanggaan tersebut sulit ditemukan bahkan tidak ada lagi di hutan Pelaihari," katanya.

Beruntung, kata dia, beberapa penghobi di Pelaihari maupun di daerah Kalsel lainnya, masih menyimpan dan berhasil mengembangbiakkan bunga langka tersebut, kendati jumlahnya tidak sebanyak yang diharapkan.

Menurut Yulianto, saat ini penghobi hanya mengembangbiakkan tanaman langka tersebut dengan mengandalkan proses alam, antara lain yaitu penyebaran biji yang masak melalui angin.

Pengembangbiakan cara tersebut, kata dia, tingkat keberhasilannya hanya sekitar satu persen dari ribuan serbuk biji anggrek tersebut.

Selain itu, pengembangbiakan juga melalui anakan yang tumbuh disamping induk dan juga pengembangbiakan anakan yang tumbuh ditangkai.

Cara-cara tersebut diatas, kata dia, tingkat keberhasilannya sangat sedikit, karena hanya mengandalkan faktor alam atau alamiah tanpa media apa pun.

"Sebenarnya ada media lain yang tingkat keberhasilannya tinggi dan cepat yaitu dengan media adar(persemaian) , namun biayanya cukup tinggi, sehingga jarang penghobi yang memanfaatkan media tersebut," katanya.

Seharusnya, kata dia, pemerintah daerah dan provinsi Kalsel bisa peduli dengan hal tersebut, karena anggrek langka tersebut bisa menjadi salah satu kekayaan alam Kalsel yang tidak terhingga dan akan sangat diburu oleh pecinta anggrek dari belahan dunia.

Jangan sampai, kata Yulianto, Kalsel kembali kehilangan tiga jenis anggrek khas Kalsel seperti, "dendrobium lowii", "spathoglottis aurea" atau anggrek tanah kuning dan anggrek jenis "denbrobium" lainnya, yang kini tidak bisa lagi ditemukan baik di hutan maupun di penghobi.

Ketua Komunitas jurnalis "Pena Hijau" Denny Susanto mengatakan, pihaknya akan terus mendukung upaya pelestarian anggrek Pelaihari maupun anggrek lokal Kalsel lainnya.

"Kita akan mendorong pemerintah untuk lebih peduli dengan kekayaan alam Kalsel yang tidak terhingga ini," kata Denny usai acara buka bersama dengan anggota Pena Hijau, PAI dan PT Adaro Indonesia.



Langka

Secara nasional kata Sekretaris PAI Yulianto, terdapat sekitar 4000 jenis anggrek, yang 1000 di antaranya berada di Kalsel serta 3000 lainnya hidup di provinsi-provinsi lainnya di Kalimantan.

Dari 1000 jenis anggrek Kalsel tersebut, tujuh di antaranya merupakan anggrek langka yang dilindungi oleh undang-undang sehingga tidak bisa diperjualbelikan.

Ketujuh jenis anggrek yang dilindungi tersebut yaitu "paraphalaenopsis laycocki", "paraphalaenopsis labukensis" dan "paraphalaenopsis serpentilingua", ketiganya merupakan jenis anggrek tikus yang kini sulit didapat.

Selanjutnya, "phalaenopsis gigantea" atau anggrek bulan gajah, "coelogyne pandurata" atau anggrek hitam, "spathoglottis aurea" atau anggrek tanah kuning dan "grammatophylium speciosum".
(T.U004/A011/P003)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar