Halaman

Kamis, 07 Oktober 2010

bunga anggrek: Aroma Menggoda Sugababes

bunga anggrek: Aroma Menggoda Sugababes


Aroma Menggoda Sugababes

Posted: 07 Oct 2010 02:23 AM PDT

Koleksi parfum ini diproduksi khusus untuk wanita yang ingin tampil seksi dan percaya diri

Menanti Argo Bromo Anggrek Bangkit

Posted: 06 Oct 2010 02:22 AM PDT

INILAH.COM, Jakarta - KA Argo Bromo Anggrek yang mengalami kecelakaam di Stasiun Petarukan pernah dipandang sebagai penanda perkembangan teknologi di Indonesia. Apakah kejayaan KA ini bisa bangkit?

KA Argo Bromo Anggrek yang juga dikenal dengan KA JS 950 diluncurkan pada 31 Juli 1995 oleh mantan Presiden Soeharto. Kereta itu mulai dioperasikan pada 24 September 1997.

Angkutan dari Jakarta (Stasiun Gambir) menuju Surabaya (Stasiun Pasar Turi) ini sempat diapresiasi sebagai penanda perkembangan teknologi kereta api di Indonesia. Bahkan juga disebut sebagai embrio teknologi nasional.

Sebutan Anggrek untuk menandai adanya variasi dari produk sebelumnya sehingga eksterior kereta dipadukan warna pada bunga anggrek. Sedangkan kata Bromo berasal dari nama salah satu gunung yang berada di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur.

Kereta api eksekutif ini mampu menempuh perjalanan sepanjang 725 kilometer dengan waktu tempuh sembilan jam melalui lintas utara. KA Argo Bromo Anggrek itu dengan kapasitas 400 kursi terdiri atas delapan rangkaian kereta api kelas eksekutif. Kereta hanya berhenti di Stasiun Pekalongan dan Semarang.

Untuk mencegah guncangan, kereta api K9/ CL243 bolsterless ini menggunakan sistem suspensi ganda berupa conical rubber bounded dan air spring (pegas udara).

Tidak hanya itu, ini juga dilengkapi vertical & horizontal shock absorber. Dengan banyaknya fasilitas yang ditawarkan kereta api ini, tidak heran banyak masyarakat yang memilih memanfaatkan kereta tersebut.

Tapi Argo Anggrek kembali menjadi pembicaraan karena hal yang tragis. Pada Sabtu (2/10) kereta api Argo Anggrek jurusan Jakarta-Surabaya menabrak kereta api Senja Utama jurusan Semarang. Saat itu Kereta Senja Utama Semarang sengaja berhenti untuk memberi kesempatan Kereta Argo Bromo Anggrek melaju lebih dahulu.

Namun, Argo Anggrek justru menabrak Senja Utama hingga gerbong belakang keluar jalur. Akibatnya, gerbong 9, 8, dan 7 kereta api Senja Utama ringsek. Sebanyak 36 penumpang tewas dan polisi menetapkan tersangka yaitu masinis kereta Argo Bromo Anggrek. Masinis itu dinilai lalai karena mengantuk.

Pakar transportasi menilai buruknya transportasi kereta api di Indonesia akibat kurangnya kepemimpinan. “Ada 30 komite di kementerian perekonomian. Tidak ada yang membuat eksekusi,” kata Harun al Rasyid S Lubis, Pakar Ilmu Transportasi ITB, saat dihubungi Selasa (5/10).

Menurut Harun, pemerintah dan instansi terkait sebenarnya sudah tahu petunjuk pelaksanaan dan rekomendasi pencegahan bencana transportasi. Namun, peristiwa seperti pesawat jatuh, kapal tenggelam dan tabrakan kereta menjadi penanda usang kebijakan yang ada tidak diterapkan sama sekali.

“Ini menunjukkan ada manajemen yang salah. Semua pihak sebenanrya sudah tahu apa yang harus mereka lakukan, namun tidak melaksanakannya. Oleh karena itu, kita perlu kepemimpinan yang tegas. Sayangnya siapa yang mau melakukannya,” kata Harun lagi.

Soal transportasi, teknologi Kereta Api Argo Bromo Anggrek timpang dibandingkan negara lain. Jepang misalnya telah membangun kereta tercepat di dunia yang bergerak secara magnetis di atas rel dengan menyusuri jalur antara Tokyo dan Nagoya. Proyek ambisius ini memakan biaya US$56 miliar (Rp545 triliun) hingga 2025.

Meskipun begitu, direktur eksekutif Institut Transparansi Kebijakan Arif Hidayat mengatakan bahwa Indonesia masih punya kesempatan untuk mengejar ketinggalan, walaupun butuh waktu dan biaya besar.

“Secara keseluruhan, manajemen kereta api di Indonesia jauh dari sempurna karena belum dibenahi, baik infrastruktur ataupun SDM. Kita gagal di pengelolaan kereta api, manajemen serta pengaturan SDM yang berantakan,” kata Arif saat dihubungi di hari yang sama.

Daripada memikirkan perbaruan teknologi, Arif cenderung meminta pemerintah untuk memanfaatkan fasilitas yang ada dan mengatur sebaik mungkin. “Percuma memiliki teknologi tinggi tetapi tidak memiliki manajemen yang baik,” katanya. [mdr]

Komunitas Kota yang (Terpaksa) Kreatif dan Adaptif

Posted: 04 Oct 2010 09:56 PM PDT


Kira-kira tahun 50-an di Rawabelong, Jakarta Barat banyak warga yang mempunyai kebun bunga, khususnya memilih menanam anggrek. Entah apa yang membuat banyak warga di Rawabelong memilih menanam bunga di halamannya sehingga orang dari luar Rawabelong tahu kalau ingin melihat berbagai jenis anggrek atau bahkan membeli datang ke Rawabelong. Meski saat itu hanya orang-orang kaya dan sebagian orang Eropa yang ada di Jakarta saja yang bisa menghargai bunga. Lalu, apakah masyarakat di kawasan Rawabelong saat itu memang memilih berdagang bunga sebagai sumber penghasilan utama?

Bukan suatu kebetulan almarhumah Ibu Tien Soeharto Tahun 60-an membuat Taman Anggrek Indonesia Permai (TAIP), seluas kurang lebih 60 Hektar di kawasan Tomang Kebon Jeruk yang berjarak 5 kilometer arah barat kawasan Rawabelong. Menurut informasi warga Rawabelong, keberadaan TAIP saat itu dibuat untuk menghubungkan produksi anggrek Rawabelong ke luar Jakarta dan bisa jadi TAIP dibuat sebagai etalase anggrek Indonesia dari daerah sekitar Rawabelong. Meski tak sedikit warga yang tetap memilih bertani anggrek di halaman rumahnya sendiri. Lokasi TAIP sendiri akhirnya dipindah ke Taman Anggrek ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Lokasi lama yang sudah ditetapkan oleh Gubernur DKI, Bang Ali, sebagai Hutan Kota sekarang akhirnya harus berubah menjadi kawasan komersil Mall Taman Anggrek dan Podomoro City. Apakah pindahnya lokasi Taman Anggrek ini salah satu penyebab berkurangnya petani anggrek di Rawabelong.

Rawabelong saat ini identik dengan pusat penjualan bunga. Mulai dari bunga anggrek (dahulu), berbagai bunga potong segar, bunga tabur dan sekarang kita bisa jumpai puluhan floris, aksesoris untuk rangkaian bunga, dekorator pesta bahkan tanaman hias. Bukan lagi petani anggrek seperti beberapa puluh tahun lalu. Meski kita masih akan bisa menemukan belasan warga yang masih mempertahankan kebun anggreknya di tengah kampung padat di Rawabelong. Tampak sekali bahwa mereka yang mempertahankan kebun bunganya bukan lagi sebagai pilihan utama untuk bertani bunga atau menjual bunga, tapi sekedar menjaga warisan orang tua mereka terhadap bunga atau mereka memang belum mempunyai alternatif minat selain mempertahankan kebun bunganya.

Melihat kawasan Rawabelong dari dalam komunitas pasar bunga adalah sangat menarik, di mana pasar bunga yang keberadaannya berangkat dari sejarah yang cukup panjang. Berawal dari para penduduk lokal yang berjualan bunga di sepanjang Jalan Raya Rawabelong. Mereka berjualan antara pukul 2-7 pagi. Berbagai bunga yang dijual adalah bunga-bunga yang awalnya adalah bunga hasil kebun di kawasan Rawabelong, yaitu anggrek. Seiring meningkatnya jumlah pembeli akan variasi jenis bunga, mulailah pedagang bunga bekerjasama dengan para penjual dari luar Jakarta seperti Bandung, Cipanas, Ambarawa dan Malang.

Semakin banyaknya pedagang di sepanjang jalan raya Rawabelong, menjadikan pemerintah DKI untuk memindah lokasi pasar lebih ke dalam kawasan Rawabelong tepatnya di Jalan Sulaiman karena alasan kemacetan. Perubahan demi perubahan mulai terjadi, dominasi pedagang bunga lokal bergeser ke pedagang luar kota, variasi jenis bunga pun terus bertambah, keterlibatan pemerintah dalam pengelolaan pasar bunga melalui Unit Pengelola Teknis (UPT), hingga lahirnya komunitas pedagang bunga Pasar Rawabelong dalam wadah paguyuban dan koperasi.

Peran komunitas pedagang Pasar Rawabelong yang sangat strategis dalam berbagai hal, khususnya dalam menentukan perkembangan Pasar Rawabelong dan kebutuhan para pedagang tidak terlalu tampak. Sebagai organisasi komunitas, paguyuban tidak bisa berbuat banyak ketika pedagang mempunyai masalah, di sampingmasih belum terorgasisasinya para pedagang. Jumlah kios pasar yang sudah ditetapkan oleh UPT saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan jumlah pedagang, pengelompokan pedagang sesuai jenis bunga yang ternyata memberikan dampak pada lantai 2 yang terlihat kosong, munculnya pedagang dadakan (pedagang bunga tabur) di sekitar bangunan pasar sebagai dampak proses ekonomi yang terjadi di lingkungan pasar.

Di tingkat para pedagang, kebutuhan akan sebuah wadah yang dapat mewadahi dan menyalurkan suara para pedagang masih belum menjadi satu kebutuhan. Sehingga keberadaan paguyuban sendiri terkesan hanya sebagai alat legitimasi dan kepanjangan tangan UPT, dalam hal ini pemerintah. Belum ada kesadaran kolektif sebuah komunitas di dalam pasar yang benar-benar penting untuk mendorong berkembangnya penjualan bunga di tingkat yang lebih luas. Kekurangan yang masih dirasa oleh pedagang seperti packaging, manajemen pemasaran ataupun sistem pemasaran yang sederhana dan modern. Namun kenyataannya pengembangan Pasar Bunga Rawabelong lebih banyak diartikan oleh pemerintah sebagai pembangunan fisik fasilitas-fasilitas yang sebenarnya tidak terlalu prioritas bagi kepentingan pedagang, seperti penambahan fasilitas parkir hingga 3 lantai dan fasilitas olah raga atau jembatan penyeberangan.

Seakan sibuk dengan rutinitasnya, sehingga tokoh yang muncul di komunitas pegarang Pasar bunga Rawabelong sangat minim. Tokoh yang sebenarnya bisa menjembatani kepentingan strategis para pedagang dan pemerintah, pedagang dengan masyarakat sekitar, pedagang di dalam dan di sekitar pasar Rawabelong, hingga hubungan dengan suplier dan konsumen bunga dari luar Jakarta. Banyak pihak atau kelompok masyarakat atau komunitas yang sebenarnya terlibat dan saling berhunbungan dalam mata rantai perdagangan bunga. Lebih sempit lagi bila dilihat Pasar Bunga Rawabelong sebagai sebuah ’magnet ekonomi’ dalam sebuah kawasan. Tentunya kita tidak bisa melihat hubungan yang terjadi diantara kelompok-kelompok tersebut dengan hanya melihat Rawabelong dari dalam pasar saja.

Entah penting atau tidak, kenyataannya Pasar Bunga Rawabelong telah menjadi satu pusat ekonomi tersendiri bagi komunitas di kawasan itu. Ini terbukti dengan banyaknya kelompok masyarakat/komunitas yang terlibat dalam mata rantai lingkaran ekonomi bunga dari Pasar Rawabelong.

Meski penduduk lokal di sekitar pasar secara nyata adalah bukan pelaku utama dan minoritas bila dilihat dari sisi jumlah pedagang, namun sokongan kawasan Rawabelong terhadap eksistensi pasar sangat jelas dilihat dari hubungan yang terjadi diantara para pelaku. Tukang ojek di sekitar pasar adalah elemen penting karena mereka biasa digunakan sebagai kurir bunga oleh para pedagang pasar. Penjual bunga tabur di depan pasar adalah mata rantai penjualan bunga berikutnya ketika bunga sudah tidak memungkinkan lagi dijual oleh para pedagang di dalam pasar setelah 2 kali digunakan dalam sebuah event.

Demikian juga dengan pedagang bunga di sepanjang Jalan Sualiman dan Jalan Raya Rawabelong. Entah mereka lebih memilih pinggir jalan utama sebagai tempat berjualan karena faktor akses, atau kerana mereka adalah kelompok yang tidak terwadahi di dalam kios pasar karena penuhnya kios. Faktanya hingga saat ini ada puluhan penjual bunga yang memilih berjualan di pinggir jalan dan sekaligus mengembangkan kiosnya tidak sekedar menjual bunga tetapi hingga aksesoris bahkan dekorator pesta. Dan sebenarnya mereka membeli bunga dari Pasar Bunga Rawabelong.

Akhirnya dengan sengaja kita harus melihat Rawabelong dari luar untuk melihat lebih jauh seperti apa simpul-simpul ekonomi kawasan yang saling berhubungan dan menopang.

Hal lain yang terkesan tidak tampak namun masih saling mendukung adalah banyaknya rumah kos (kontrakan) di sekitar Pasar Bunga Rawabelong. Sepintas kontrakan-kontrakan tersebut tak berkait dengan keberadaan dan aktifitas pasar bunga. Rumah kos tersebut tidak sedikit yang disewa oleh para penjual dan pekerja yang ada di Pasar bunga Rawabelong. Mereka adalah warga pendatang dari Bandung, Cipanas, Bogor, Ambarawa dan Malang.

Sebagian besar rumah kos tersebut muncul karena perubahan dan perkembangan kawasan yang sangat dinamis. Masyarakat yang dahulu bertani bunga anggrek di halaman rumahnya yang cukup luas, tak kuasa didesak harus berubah akibat munculnya sebuah ’magnet ekonomi’ kawasan yang luar biasa, bahkan mengalahkan kekuatan Pasar Bunga Rawabelong. Sejarah menjadi sesuatu yang tidak begitu penting lagi karena ruang kota memaksa warganya harus adaptif dan kreatif.

Pemerintah yang sudah memberi ruang usaha untuk masyarakat Rawabelong di dalam kios-kios pasar bunga pun akhirnya harus beralih ke warga luar Jakarta. Pedagang bunga dari luar Jakarta lah yang kini menjadi pedagang tetap di Pasar Bunga Rawabelong. Bagaimana dengan warga Rawabelong sendiri? Mereka sengaja memilih sebagai ’pemain luar’ pasar atau warga Rawabelong melihat sebuah potensi besar yang muncul di kawasan Rawabelong dari sekedar magnet ekonomi pasar bunga.

Kreatifitas tinggi dalam hal menangkap peluang ekonomi kawasan kota secara individu atau kelompok muncul di saat kondisi ruang kota menuntut adanya perubahan cepat. Dan ternyata benar 1,5 kilometer tenggara Pasar bunga Rawabelong, tepatnya di Jalan Syahdan. Sebuah lembaga pendidikan yang berdiri di paruh tahun 70-an di bidang kursus komputer, Bina Nusantara mulai berkembang begitu cepat dan berubah menjadi sebuah universitas. Bahkan tak hanya mempunyai 1 lokasi kampus, Universitas Bina Nusantara (Binus) membangun kembali kampus baru tepat di Jalan Rawabelong Raya yang disebut sebagai Kampus Anggrek. Tak hanya bidang studi komputer dan informatika yang menjadi andalan Binus, teknik, ilmu ekonomi dan beberapa jurusan yang saat ini menjadi trend karena kebutuhan profesi di bidang itu sangat besar terus dikembangkan.

Tak pelak Binus merubah Jalan Syahdan dan sekitarnya menjadi pusat penjualan kompuer dan aksesorisnya. Tercatat 24 ribu mahasiswa yang saat ini belajar di Binus. Radius hingga 5 kilometer di sekitar Binus menjadi kampung mahasiswa. Karena 60% mahasiswa Binus adalah warga luar Jakarta, maka kawasan sekitar Binus yang masih menjadi bagian dari kawasan Rawabelong harus merubah wujudnya mengikuti kebutuhan.

Tak sedikit Pak Haji yang dulu berprofesi sebagai penjual bunga Anggrek dan mempunyai tanah (kebun bunga) yang cukup luas, sedikit demi sedikit dijual dan dijadikan Rumah Kos. Puluhan rumah kos 4-5 lantai dengan fasilitas lengkap menjamur di Rawabelong. Mereka membangun rumah kos dengan jumlah kamar cukup banyak, 50-100 kamar per unit bangunan. Ada Pak Haji yang memiliki rumah kos hingga 300 kamar. Harga sewa kamar kos berfasilitas lengkap di sekitar Binus rata-rata Rp 1-1,5 juta perbulan. Bila Pak Haji mempunyai 300 kamar kos, pendapatan kotor per bulan bisa mencapai Rp 300 Juta. Dari 1 jenis usaha saja kita bisa bayangkan perputaran uang tiap bulan di kawasan Rawabelong. Belum jenis usaha lain seperti usaha komputer dan aksesosis di sepanjang Jalan Syahdan.

Perubahan wajah kawasan Rawabelong secara keseluruhan sangat drastis ketika ’magnet-magnet ekonomi’ memberi dampak secara masif kepada masyarakat sekitar. Komunitas menjadi bagian pelaku langsung atas perubahan tersebut. Sementara ini terlihat 2 kutub magnet ekonomi yang cukup besar, yaitu Pasar bunga Rawabelong dan Kampus Binus. Namun kita belum tahu apakah keduanya saling menarik komunitas sekitar, atau terjadi hubungan-hubungan yang dapat memberi dampak ekonomi lebih besar. Sementara ini, hubungan diantara keduanya tidak begitu terlihat.

Binus sebagai institusi pendidikan terus bersaing dengan institusi lain dan berupaya mengembangkan untuk memenuhi tuntutan pasar. Dengan kekuatan modal, manajemen yang modern dan profesional akan mudah dan bisa jadi ’menyetir’ pengambil kebijakan berkait dengan ruang-ruang kota yang dibutuhkan. Sedangkan Pasar bunga Rawabelong dan komunitas pedagang yang ada di dalamnya lebih mengartikan perkembangan pasar dengan proyek-proyek fisik jangka pendek melalui mekanisme birokrasi UPT yang relatif top-down.Lalu mau kemana sebenarnya komunitas pedagang Pasar bunga Rawabelong ke depan?

Komunitas-komunitas ini secara alami beradaptasi dengan lingkungannya. Ada komunitas yang memilih bertahan berdagang bunga bersama keberadaan Pasar bunga Rawabelong dan sekitarnya. Ada yang memilih menjadi ’pemian pinggiran’ di layer kedua seperti tukang ojek, pedagang kakilima, rumah kos para pedagang, warung makanan, dll. Ada pula komunitas yang memilih berganti profesi menjadi pengusaha rumah kos dan lebih berada dalam medan magnet Kampus Binus. Selain itu 24 ribu mahasiswa Binus yang saat ini menetap (sementara) di kawasan Rawabelong, merupakan komunitas tersendiri yang bisa jadi akan juga beradaptasi dengan ruang Rawabelong yang sangat dinamis. Di dalam Kampus Binus juga ada berbagai orang (akademisi, profesional) yang mempunyai keahlian dengan dunianya sendiri di dalam kampus.

Berbagai kepentingan antar individu atau komunitas ini bisa jadi menyatu sebagai satu sistem yang tidak saling mematikan, bahkan menghidupkan ekonomi kawasan. Namun bukan tak mungkin diantara komunitas-komunitas yang ada ini tidak berhubungan sama sekali. Dalam kondisi tertentu hubungan manjadi penting, seperti kebutuhan-kebutuhan untuk mengembangkan potensi pasar bunga oleh Paguyuban Pedagang Bunga dengan Fakultas Ekonomi/Manajemen Universitas Binus. Atau menghubungkan kelompok mahasiswa Binus dalam memasarkan dan mendekatkan bunga dalam berbagai even kampus.

Hubungan-hubungan yang nyata dan tersulam secara alami ini akan menjadi potensi ekonomi kawasan yang luar biasa apabila komunitas-komunitas di Rawabelong memahami keberadaan mereka di dalam konteks kawasan seperti apa dan seberapa besar. Namun sepertinya belum ada alat yang bisa membantu komunitas-komunitas ini mengetahui dan paham siapa kami dan mereka (komunitas lain), di mana dan bagaimana saling bekerjasama dalam dimensi yang lebih kompleks. Hubungan-hubungan tersebut mengalir apa adanya. Banyak harapan yang masih mandeg karena kendala-kendala strategis belum bisa terpecahkan. Ini terjadi karena adanya kebuntuan dan belum tersambungnya hubungan antar pelaku (komunitas). Siapa yang bisa mengambil peran ini?

Apakah ruang-ruang kawasan seperti Rawabelong memang terus berubah, bahkan sangat progresif mengikuti geliat ekonomi kawasan yang tidak jelas arahnya. Potensi kawasan yang sudah terbentuk alami dan dikembangkan secara kolektif tanpa adanya perencanaan ruang yang lebih sistematis dan terencana, bisa menjadi bumerang dan ancaman jangka panjang bagi komunitas itu sendiri. Bayangkan bila tiba-tiba Pasar bunga Rawabelong tiba-tiba dipindah oleh Pemerintah DKI karena alasan akses dan kapasitas. Bayangkan bila tiba-tiba Kampus Binus membangun puluhan Student Apartment di beberapa lokasi, dengan faslilitas lengkap namun harganya lebih terjangkau, melebihi rumah-rumah kos yang sekarang dimiliki Pak Haji. Atau tiba-tiba Kampus Anggrek dan Kampus Syahdan Binus dipindah lokasinya ke luar Rawabelong.

Di lain hal, pemerintah asyik dengan corat-coret dan warna-warni secarik kertas dalam sebuah perencanaan tata ruang kawasan. Produk perencanaan yang telah dibuat pemerintah tersebut sudah dipastikan tidak akan menyentuk dimensi yang detail karena tidak dilandasi pengetahuan dan pola pikir dari wujud yang sudah ada. Perencanaan dibuat dengan melihat dari ketinggian, tidak dari dalam dan dengan rasa. Sehingga hasilnya pun tak lebih dari sekedar alat dokumentasi ruang-ruang kota. Apa yang akan terjadi ke depan, bagaimana komunitas-komunitas bisa mempersiapkan perubahan yang akan terjadi sama sekali tidak bisa diprediksi dan diketahui oleh siapapun. Karena komunitas-komunitas sebagai pelaku perubahan sanagt cerdas, karena sudah lebih dulu berubah daripada sekedar produk tata ruang yang tidak membumi.

Bisa jadi kemampuan adaptasi dan kreatifitas dalam mensikapi perubahan ruang akibat dampak ekonomi kawasan menjadi satu hal yang sia-sia. Kemapanan yang sudah dihasilkan selama puluhan tahun, dengan modal dan kekuatan sendiri akan hancur ketika ketidakpastian itu benar-benar terjadi. Namun komunitas tidak akan menyerah sampai di titik itu. Mereka akan bangkit lagi, beradaptasi dan berkreasi kembali karena itulah kekuatan mereka. Inikah potret ruang-ruang kota kita?

Bunga Pelangi.

Posted: 05 Oct 2010 01:34 AM PDT

Apakah sakit rasanya saat jatuh dari surga? Karena gue baru saja berpikir saat melihat sesuatu yang indah itu seperti tiba – tiba berada di suatu planet baru, bernapas di atmosfir baru, berjalan normal didaratan yang baru dan semuua hal yang baru.apakah bisa lebih sakit lagi rasanya? Tenang saja…apapun itu, semua hal dimulai dengan cara yang sama.memulai dengan penuh harapan dan kemudian semua hal itu akan akan baik kembali saat semua rencana berjalan dan mengalami perkembangan. Kalaupun kekhawatiran itu ada, itu adalah hal yang wajar karena gue baru aja terjatuh.

Sesuatu yang indah boleh saja adalah sebuah bunga.bila bunga yang kita berikan kepada sesorang adalah 12tangkai atau 1 lusin maka artinya perjalanan kisah mereka adalah sangat panjang atau sudah lama. Bunga mawar sangat tepat, tapi bagaimana dengan seorang pecundang? Karena bunga tidak akan mengubah sesuatu apapun, baginya bunga adalah sebuah bunga saja. Bukannya *sinikel terhadap pecundang tersebut tapi hanya saja mungkin tidak sedang berada dalam suasana romantis. Bunga memang sempurana, lihat saja bentuk dan warnanya dan saat memberi 1 lusin bunga mawar maka yang terlihat adalah kesempurnaanya. Jika diluar sana belum ada sesuatu yang romantis maka kamu akan temukan itu. Bila ingin memberikan bunga mawar kuning berikan kepada orang tua, bila mawar merah berikan kepada wanita anda dan bila ingin menghentikan sang pecundang yang mengatakan bunga adalah hanya bunga biasa, berikanlah bunga *Anggrek (Orchidaceae). Buat gue bunga anggrek tanaman yang tumbuh di dataran tinggi yang sejuk namun mendapatkan kehangatan matahari dengan cukup baik. saat sesorang menerima bunga anggrek yang dirasakannya adalah dia sedang melayang diatas awan yang taanpa batas. Ini adalah hal yang romantis yang dapat siapapun rasakan. Stop semua pertanyaan dan nikmatin yang ada sekarang.

Gue sendiri bukanlah seorang perencana karena gue suka ngelakuin yang spontanitas. Bukannya tidak pernah merasakan hal yang romantis bila sekarang gue harus menulisnya. Dengan memperhatikan "pahlawan romantis" seperti literaturnya Romeo (romeo n' Juliet) dan Samuel (paris I'm in love) lalu membandingkan mereka dengan pasangannya. Gue bukan ahli dalam bidang hubungan romantis tapi justru gue baru dalam tahap pemanasan.

Apa yang membuat seorang pria masa kini sempurna? Baik yang dikatakannya ataupun yang dikerjakannya lalu membuat seorang wanita telah menemukan pria yang sempurna untuk dirinya. Yang gue lakuin ditulisan ini adalah delusinasi seperti hidup di jaman es yang membutuhkan modernisasi. Yang semuanya adalah dimana kesempurnaan itu tercipta bukan hanya dari personalitinya tapi juga lingkungannya. Dahulu manusia tidak pernah membandingkan apa yang pernah mereka miliki dan apa yang mereka peroleh. Mereka hanya menyadari bahwa apapun yang dalam kategori sempurna it harus membutuhkan pengetahuan yang sesuai pada masanya dan tepat dijadikan sebagai pilihannya. Kesempurnaan memang milik sesorang tetapi tulisan gue, kesempurnaan itu terbatas bagi yang menerimanya.


YLKI : Menhub Harus Minta Maaf dan Undurkan Diri

Posted: 03 Oct 2010 10:01 AM PDT

Jakarta, (Analisa) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak Menteri Perhubungan Freddy Numberi untuk meminta maaf kepada masyarakat khususnya kepada keluarga para korban tabrakan kereta api. YLKI juga mendesak Freddy untuk mengundurkan diri sebagai bentuk tanggung jawab publik.

Day by day - Bunga Anggrek

Posted: 03 Oct 2010 06:29 AM PDT

Maaf nggak tau namanya, soalnya jepret2x doang tanpa liat namanya

Niat Menengok Buah Hati Berakhir di Petarukan

Posted: 03 Oct 2010 04:08 AM PDT

03 Oktober 2010 | 17:56 wib | Nasional

Niat Menengok Buah Hati Berakhir di Petarukan

image

Blora, CyberNews. Suara tembakan menyalak. Sejumlah anggota TNI nampak menurunkan peti jenazah Kolonel (Inf) Julianto SSos dengan menggunakan tali. Perasaan haru disertai doa-doa dari keluarga, kawan, dan segenap masyarakat yang ikut melayat di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Butoh, yang berada disamping Taman Makam Pahlawan (TMP) Wira Bakti, Blora. 

Inpektur Upacara (Irup) dalam pemakaman secara militer melepas Kolonel Julianto, Marskal Pertama (Marsma) Mukhtar E Lubis MSc, sejenak, nampak mendongakkan kepala ke atas, melihat ruang hampa ke langit-langit. Tak lama. Lalu ia kembali melihat ke arah peti jenazah rekan kerjanya di Kementrian Pertahanan RI, untuk teakhir kali.

Tak jauh dari Irup Marsma Mukhtar E Lubis MSc, seorang perempuan bergumam lirih. "Selamat jalan, Mas. Tidak ada yang abadi. Dari tanah kembali ke tanah. Semoga amal ibadah Mas, diterima disisi-Nya dan diampuni segala dosa," ucap perempuan berkerudung putih itu lirih, sementara di kejauhan, suara azan dzuhur masih terdengar.

Beberapa meter dari tempat pemakaman, di deretan kursi-kursi, Vilianti Eka Fitri Mahartina (Vivi), nampak dikelilingi sejumlah anggota keluarganya, karena pingsan setelah menaburkan bunga di makam ayahandanya, sebelum pusara itu ditutup dengan tanah.
   
Kolonel Julianto, adalah salah satu korban tragedi Petarukan, di mana Kereta Api (KA) Senja Utama Bisnis dihantam oleh KA Argo Anggrek dari belakang di Stasiun Petarukan, Pemalang, Sabtu (2/10) lalu. Perwira lulusan Akmil 1984 yang lahir di Blora, 20 Juli 1958 itu, hendak ke Semarang untuk menengok dua buah hatinya hasil pernikahannya dengan almarhumah Purtiningsih, yaitu Vilianti Eka Fitri Mahartina dan Vidya Dwi Turiski Wijaya (Aya), yang kuliah di Kota Lunpia.

"Setiap seminggu sekali kalau lagi tidak dinas, kakak saya memang menengok dua anaknya yang kuliah di Semarang," kata Endik Setiawan, adik kandung Julianto yang juga anggota TNI AU.

Endik sendiri menganggap kepergian kakaknya dalam tragedi Petarukan itu sebagai musibah yang harus diterima dengan ikhlas. "Ini musibah. Dan kepulangan kakak saya ke Semarang juga untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang Bapak untuk menengok anak-anaknya," Endik menambahkan.

Namun, ajal memang dalam kekuasaan Tuhan. Julianto yang berniat ke Semarang untuk menengok buah hatinya di Semarang, meninggal dalam sebuah tragedi, dengan membawa cinta dan kasih untuk putra-putrinya, Vivi dan Aya. Selamat jalan, Kolonel.

( Rosidi /CN12 )

Powered by Telkomsel Blackberry


Naura.. Part 19

Posted: 02 Oct 2010 04:14 PM PDT

class="fsize14 lh20">

Hari ini aku capek banget… Gak biasane ngerasa begini capeknya. Mungkin karena semuanya kukerjakan sandiri, mulai ngurus anak-anak, keuangan pondok, ngatur kerja anak-anak dan semuanya…Akhirnya  aku  berusaha mencoba membagi job discribtion .  Kuminta Mas Robi, kakakku dan Mas Doni yang  mengaturnya.  Aku  akan fokus ngurus anak-anakku  saja. Walau begitu, tetap saja dalam segala hal mereka melangkah selalu meminta pertimbangan dan persetujuanku. Cuma sekarang aku lebih ringan, tidak ngurusi secara detail lagi.

Karena capeknya aku tertidur habis sholat magrib  itu.   Dan malam ketika ku terbangun  jam menunjuk  angka 1. Kulihat Salsa sudah pulas tidur berpeluk guling. Fina tidur di box nya ditunggui Fitri yang tidur di kasur kecil di bawahnya. Fitri memang amanah sekali kalau aku suruh menjaga Fina. Namun tak kutemui Haafidz…kemana anak ini…?? Kusisir rambutku lalu segera kukenakan jilbabku, aku segera keluar kamar.. Kutanya Ali yang masih belum tidur . Kata Ali, Haafidz tadi diambil mas Fariz diajak ke pondoknya. Lega juga .aku masuk kamar kembali. Namun di kamar hatiku tak nyaman ,hampir setenggah jam resah gak bisa tidur. Biasa tidur bersama Haafidzku ternyata ketika dia tak ada, membuatku resah tak bisa memejamkan mata juga…

Kukeluar kamar lagi,kuminta Ali mengantarku ke pondok mas Fariz memastikan Haafidz bersama Ayahnya. Ternyata di pondok Mas Faridz ada 5 anak yang masih berjaga.  Tapi tak kulihat Mas Fariz ada diantara anak-anak.. Anak-anak mempersilahkan aku masuk ke dalam , dengan setengah ragu aku pelan masuk..kudengar pelan suara musik dari dalam kamar yang sedikit terbuka..Aku mengetuknya pelan…

“Assalamualaikum….” Salamku pelan… Mas fariz tengah asyik dengan laptopnya mendongak pelan menatapku… Kulihat Haafidz tidur nyaman berpeluk guling disampingnya. Kakiku mau mundur, cukup melihat Haafidz ada disitu saja membuatku lega..

“Biar dia menemaniku…” Aku mengangguk…Dia berdiri, mendekatiku yang masih di bibir pintu… Menatapku lembut… tatapan Fariza ku yang sebenarnya, yang lama menghilang … Akupun berusaha menatapnya… sayang rasanya kulewatkan tatapan yang sudah lama hilang itu… Namun tak berapa lama aku mampu, kalah kutertunduk jua..Dia hanya setengah meter di depanku… Jaga pandanganmu Naura..wanita sholekah adalah wanita yang menjaga pandangannya, walau dengan orang yang dikasihinya…

“Gak bisa tidur..?” Aku mengangguk…masih lembut suaranya…

“Mak Nah bilang dari sore adik sudah tidur, kenapa…? Sakit..?” Aku maenggeleng.. dia memanggilku “adik” lagi…

“Capek aja….” Tiba-tiba kudenggar suara haafidz mengigau…kami menoleh padanya…tanpa sadar aku masuk kamar menghampirinya dan kubenahi selimutnya yang tersingkap… kutepuk tepuk pelan agar dia lelap kembali… Mas Fariz mengikuti duduk bersila di depanku…

“Sini kakinya aku pijat…” Diraihnya kakiku dan dipijatnya lembut  telapak kakiku , aku jenggah..

“Kaki ini pasti lelah mengurusi anak-anakku…” Katanya menunduk sambil terus memijat telapak kakiku… Kuamati wajah lelah di depanku…

“Mas juga terlihat lelah…” Dia menatapku… Kedua mata yang kelelahan mengapai bahagia ini beradu, seolah ingin berbagi beban…  dan menyandarkan kelelahan ini pada titik yang  belum teraih sampai detik ini…

“Ya aku lelah..lelah meraih hati yang selama ini ingin kurengkuh..namun dia makin menjauh…” Aku menggeleng….

“Dan aku makin takut..aku tak mampu merengkuhnya….” Suaranya parau dan putus asa…

“Kenapa..?” Sakit hatiku menanyakannya..

“Karena aku merasa tak pantas lagi… Aku hanya pria yang gagal, sedang kau makin sempurna di depanku..” Ingin menjerit dan menanggis rasanya..pengakuan putus asa yang menyakitkanku…

“Begitu ya… ? Akan kunanti pria yang merasa gagal itu sampai dia bangkit dan merasa pantas merengkuhku dan anak-anak…” Kelopak mataku penuh air mata sakit..kutahan dengan suara bergetar… Dia menatapku…Hatiku begitu dipenuhi kejengkelan… bosan kumelihat keputusasaan, kelemahan, keterpurukan yang terus dipertontonkan padaku… Tidak tahukah bahwa bebankupun menjadi berat karena kelemahannya… Empat anak yang harus kupenuhi segala kebutuhannya lahir dan batin, pondok yang makin bertambah penghuninya…sedang dia tetap merasa terpuruk terus seperti ini… Kenapa hanya dirinya, perasaannya dan hatinya saja yang dia pedulikan… kenapa tak mau dia menenggok beratnya bebanku dan bagaimana aku harus tetap survive agar anak-anak tak terkena imbasnya karenanya…

“Aku selalu membuatmu sakit.. Masih adakah tempat untukku..?” Tanyanya bimbang..

“Tergantung Mas… Kalau Mas sanggup menempatinya , tempat itu tak pernah tergeser… Tapi tempat itu hanya untuk pria yang tangguh dan lembut seperti awal aku mengenalnya dulu…” Kutantang dia, biar dia juga tahu apa yang kuinginkan atasnya…Dia menunduk…

“Aku tahu setiap salahku pasti kau maafkan… Karena kau wanita dengan hati penuh maaf…  bantulah aku memafkan diriku sendiri… “

“Hanya Mas yang bisa memafkan diri mas dan semua masa lalu .. Aku dan anak-anak hanya bisa mendukungmu, berdo’a tanpa lelah untukmu…”

“Beri aku waktu ya.. dan jangan berpaling dariku… jangan pernah…!” Kupejamkan mataku…kutarik kakiku dari kuatnya tangan kokoh itu memegangnya, seolah tak ingin benar aku pergi darinya… Kupeluk dan kucium kening  Haafidzku…Lantas kuberdiri melangkah keluar kamar…Mas Fariz mengikuti melangkah menjajariku, setelah meminta salah satu anak menjaga Haafidz…

Aku tetap membisu sambil melangkah tanpa menoleh, dia  menjajari langkahku… Di depan masjid kulihat Faiz, terpaku mengamati kami berdua… Aku berhenti, diikuti Ayahnya disampingku…Faiz menghampiriku…

“Sudah larut, besok sekolah,ayo tidur…” Perintahku pelan…

“Ketiduran di masjid , Bunda… Ayah jam berapa pulang..?” Dia berpaling ke ayahnya..

“Tadi jam 9… Tidur sana, temani adik Haafidz…” Sebelum berlalu, Faiz seperti biasa, kolokan meraih tanganku… Kuusap-usap rambutnya…

“Sudah bobok sana.. Have a nice dream good boy….” Dia tersenyum..

“Thanks ..Bunda.. have a nice dream too” Kutepuk pipinya lembut..diapun berlalu menuju pondok…

Kulangkahkan kakiku pelan menuju pondokku, masih tanpa kata… Mas Fariz hanya diam menjajari langkahku… Sampai di depan kamar..

“Aku ingin mencium anak-anak..” Aku buka pintu pelan… kubangunkan Fitri untuk berpindah tidur ke kamarnya… Lalu bergantian diciumnya Salsa dan Fina… Dia menatapku..

“Tak ada hati yang tak takhluk padamu, dik… Itulah kenapa aku begitu takutnya kehilangan kamu..”

“Sudahlah..sudah malam… Mas istirahat saja ya..” Aku mengusirnya halus…  Dia mengangguk, melangkah mendekatiku…

“Ingat ya, my sweety.. jangan berpaling dariku… sabarlah menghadapiku… dan bertahanlah untukku dan anak-anak…” Aku hanya diam menatapnya pilu… Hanya aku yang kau pinta, kau tuntut..sementara dirimu sendiri tak berusaha membuatku tetap nyaman dalam penantian panjangku…adilkah itu…??? Diraihnya tanganku, lalu diciumnya sepenuh rasanya… aku terpejam…dari sudut mataku tiada bisa kubendung mengalir air mata pilunya hatiku… Dia hapus lembut…

“Maafkan aku telah banyak menyakitimu… Aku akan berusaha lebih baik lagi, untukmu dan anak-anak… Jangan menanggis lagi… Aku paham kecewamu padaku… Aku akan memperbaikinya…Percayalah…Beri aku waktu ya…” Aku tak bisa mengangguk menyangupinya… Entahlah.. seolah aku hanya ingin bukti, bukan janji-janji yang tiada pernah terbukti dalam sikap nyatanya di depanku…

“Aku paham,dinginnya sikapmu karena kesalahanku selama ini… Mulai saat ini, aku akan berusaha lagi meraih hatimu, meraih kepercayaanmu… Kalau memang harus dari awal lagi, aku akan tetap memulainya…” Janji yang ingin kubuktikan…

“Ya sudah..istirahatlah… Fatehahmu yang tulus berikan untukku…” Dia pelan melangkah ke pintu dengan masih mengenggam tanganku, seolah tak mau dia lepaskan…

“Night sweety… Malam ini letakkan aku dihatimu ya… tak ada yang lain lagi, hanya ada aku dan anak-anak ya…” Aku tersenyum tipis.. hatiku yang dingin sedikit tersentuh… Dia lepas pelan tanganku dengan tatapan mata penuh sayang…dan berlalu sambil menutup pintu kamar… Kupejam mataku…”Ya Allah..Yaa Robb…hanya padaMu semua keluh kesah,kecewa rasaku ini bisa kubagi…”

Tak ingin kuberlama larut dalam suasana hatiku..kuambil dinginnya air wudhu…kuingin bermunajat panjang..pasrahkan segala resah..segala gundah…Hanya  Allah yang Maha Tahu akan hatiku..dan jalan ke depan terbaik bagiku… untuk apa beradu kata dalam rasa, kalau kita tak tahu juga mana pilihanNya… Akan lebih damai rasa ini, dalam kepasrahan dan ketertundukan akan apa yang diinginkaNya…Dia yang Maha kasih ..tak akan pernah menyesatkan pilihan hamba-hamba yang dikasihiNya…

Aku seperti “gila”  sholat dini hari itu, kumulai sholat hajat 12 rakaat kusambung tahajud 10 rakaat kulengkapi sholat taubat 2 rakaat dan kuakhiri dengan witir 9 rakaat… kuterkulai dalam sujud panjang tanpa memohon apapun..tanpa bermunajat apapun hanya istiqfarku membasahi bibir dan hatiku… sampai adzan subuh mengugahku… Dan usai sholat subuh aku terlelap di sajadah berkawan tasbih dengan lunglai…

Rupanya mas Fariz memang belajar menepati janjinya… Perubahan sikapnya benar-benar kurasakan… Dia lebih care ke aku dan anak-anak.. pelan aku seperti menemukannya kembali.. Kalau dulu ,akhir pekan baru pulang, sekarang dua atau tiga hari sekali dia pulang… Sikapnya padakupun sudah lebih manis… sudah keluar pujian-pujian manisnya juga panggilan-panggilan sayangnya..namun anehnya,do’aku seperti terkabul…Perasaanku padanya seperti berawal pada titik nol lagi..Aku mulai i belajar  lagi untuk menaruh simpati dan empati padanya… Ah..biarlah..do’a itu memang tak main-main… Karena Allah pasti mengijabahnya tanpa kita tahu kapan… Aku berusaha menikmatinya saja..

Pagi itu habis kuguyur seluruh tubuhku dengan segarnya air… Badanku terasa fresh… Alfina yang lagi main di kamar juga terlihat cerah dengan senyumnya menyapaku yang baru keluar dari kamar mandi… Kukenakan kaos panjang hijau daun, yang  minggu lalu dibelikan Ayahnya untukku…Kupoles bibirku dengan lipstik warna pink soft… Cantik sudah…aku tersenyum sambil mumuji diri sendiri di depan kaca… Lalu kuajak Alfina keluar jalan-jalan… Aku ingin menghirup udara segar pondokku…biar otakku penuh oksigen bersih, dan jernih juga deh pikiranku… Sambil mengikuti Alfina, aku menuju anak-anak yang packing sayuran..

“Kok belum berangkat jam segini, Din…?” Tanyaku melihat Udin masih mengemas wortel dan buncis..

“Sudah pulang ,Ning..ini mau antar lagi, ada pesanan…” Aku manggut-manggut..

“Owww… ya sudah ..semoga rejekimu berkah ,Din…”

“Amien…terimakasih.Ning…..” Kulihat cerah wajah Udin dan anak-anak yang sedang mengemas sayuran mengamini do’a ku… Sebenarnya begitu mudah berbagi bahagia dengan orang sekeliling kita, tinggal menebar senyum , hati yang kita sapa pun akan tersenyum… Kulanjutkan langkahku ke kebun bunga… terlihat anak-anak lagi mencabuti  rumput-rumput yang tumbuh liar… Bunga mawar putih,merah lagi bermekaran menambah semerbak harumnya udara pagi…Kuhampiri Ridwan  yang sedang menyiapkan bunga-bunga segar aneka warna…

“Ada pesanan hari ini, Wan..?”

“Iya Ning..untuk pesta manten di grand hotel…” Duh manten pakai bunga segar segitu banyaknya..Dulu aku jadi manten janur melengkungpun tak ada… Hanya bunga melati yang menghiasi atas kepalaku…Aku tersenyum…

Aku menuju anggrek kesayanganku… Warnanya putih bersih … anggrek ini begitu sederhana, namun keputihannya yang memikat hatiku…seperti ada ketulusan di kelopak bungganya…untuk berbagi indahnya dengan sesama yang menikmatinya…

“Anggrek dan yang didekatnya sama indahnya….” Duh pujian itu selalu meluncur setiap menemuiku…aku hanya tersenyum biasa…

“Masih pagi nih..emang gak kerja..?”

“Baru saja dari bengkel, trus hatiku kok menuntunku kesini, ternyata ada pemandangan indah yang sayang kalau aku lewatkan ada disini..”

“Paling bisa deh,Mas Doni…” Dia melangkah mendekatiku…sambil sekejab mencium pipi montok Fina…

“Bengkelmu sudah berjalan,Dik.. dan pelan dari hari ke hari prospeknya cukup baik…”

“Kok bengkelku… Bengkel Mas Doni kan…”

“Atas namanya aku tapi  aku niatkan sepenuhnya untukmu…”

“Bisa aja, Mas doni…” Aku melangkah pelan, Mas Doni mengikutiku…

“Mas…bengkel dua-duanya  udah jalan,rejeki kalau gak ada yang ngurus ntar berkurang loh keberkahannya. Makanya  sekarang tinggal cari yang ngurus ya…tapi carinya fokus, biar cepet nemu…” Aku memancingnya..

“Kalau aku sudah gak bisa mencari lagi ,Dik..”

“Tuh kan..gak niat sih… Kalo niat pasti bisa deh…”

“Oke lah..kalau memang adik sudah menemukan pelindung, menemukan orang yang bisa menjaga adik..setelah itu  baru pilihkan seseorang untuk mendampingiku…Tapi sepanjang aku masih melihat adik sendiri, ijinkan aku untuk tetap berharap…” Duhhh setali tiga uang dengan Mas Roby… Aku diam tanpa jawab…Hati yang cuma satu ini, yang masih juga hambar..bagaimana harus berbagi dengan rasa-rasa yang tulus ini… Ahh..semoga Allah menetapkan yang terbaik yang tak menyakiti siapapun untuk semuanya….

Kami melangkah keluar dari kebun bunga … Dari depan Mas Fariz menghampiri kami.. Fina berlari menyongsong Ayahnya..

“Pagi, Dik Doni… Kok udah sampai sini…Oh ya..katanya mau mulai produksi  bioetanol ya? Mesinnya sudah sampai..?” Lantas mereka larut dalam akrabnya pembicaraan..Kulihat sikap mas Fariz enak saja , lepas ngobrol dengan mas Doni..Aku hanya mendengarkan saja percakapan mereka… Sampai Mas Fariz memintaku …

“Babe… Habis ini ikut jemput anak-anak ya… Siap - siap aja dulu, biar Fina sama aku..” Sengaja dia memanggilku “babe” karena di depan mas Doni… Diihhhh risih juga aku…segera  akupun permisi ke pondok…

Baru kali ini dia mengajakku menjemput anak-anak… Kubayangkan pasti bahagia dan bangganya anak-anak dijemput Ayah ibunya, karena selama ini hanya Ali saja yang menjemputnya… Pasti dia akan merasakan bagaimana pedulinya Ayah dan Ibunya… Bukan Mas Fariznya yang membuatku niat sekali berangkat, namun bayangan kebahagiaan anak-anak yang justru memotivasiku berangkat menjemput mereka bersama Ayahnya…

Di mobilpun aku merasa jenggah, duduk di depan dengannya…Beruntung Fina menetralisir dengan segala ulahnya…Yah..kami hanya bertiga…Dia memutar pelan lagu Anang Syahrini…Aku meliriknya..aku tahu dia ingin mengungkapkan rasanya lewat  lagu itu… ..emangnya siapa yang tak mampu setia…? masih kurang apa kesetiaanku….?  kenapa aku jengkel… ? Habis dia ikutin lagu yang dinyanyikan Anang dengan bersenandung sambil melirikku…Dan yang membuatku kesal dan senang, dia ulang ulahnya pada  kencan pertama kali  kita dulu, dengan mengarahkan kaca diatas. ke wajahku…. Diiihhhh genittttttttttt….!!!!

“Bunda malu tuh..merah pipinya, Fin…” Dia makin menggodaku…

“Udah ah..pindah ke belakang aku nanti…” Mas Fariz tertawa senang melihatku salah tingkah…

“Nanti sekalian jemput Faiz ya…? ” Lega bener hatinya kali ini..

“Kan masih lama jam nya dia pulang..”

“Ya kita tunggu sambil ke rumah Mbak Rahma sekalian silaturahim.. Adik belum pernah kesana kan..?” Aku mengangguk…Tak ada salahnya kuturuti saja maunya kali ini..Toh tak ada yang salah..membuat Faiz senang juga..

Sampai di sekolah Salsa dan Haafidz  terlihat begitu gembiranya…Aku tak turun dari mobil, hanya mengamati dari dalam…Kebetulan kaca mobil juga gelap, menjaga suudzon orang melihat kami… Kalau di kecamatan ini jelas hampir kebanyakan orang mengenal Mas Fariz … Dan begitu tahu Mas Fariz yang menjemput, guru-gurunya anak-anak juga keluar menyalami Mas Fariz, demikian juga wali murid yang menjemput anak-anaknya, mereka juga santun menyalami Mas Fariz…Namun demikian Mas Fariz tidak nampak ponggah, malah kulihat begitu santunnya membungkukkan badan menyalami mereka…. Satu yang kugagumi darinya adalah sifat tawadu’ Abah yang lekad padanya…

Bertambah gembira kedua buah hatiku, ketika mereka mendapatiku dan Fina di dalam mobil….Buah hatiku….harusnya rasa ini yang harusnya kami berikan kepadamu…Maafkan Bunda dan Ayah yang tak sanggup membuatmu senyaman ini setiap waktu ya…

Mobil akhirnya meluncur ke rumah Mbak Rahma, kakak Mas Fariz… Sampai dirumahnya, mereka gembira menyambut kami..Bagai keluarga yang lama tak pernah bertemu…

“Tumben dik Naura..aduh sampai kaget aku…tambah cantik saja ya…” Sambut mbak Rahma dengan senangnya…Dan kamipun larut dalam kangen-kangenan karena ternyata mas Fariz juga lama tak kerumah kakaknya ini… Sempat Mbak Rahma menyelipkan kata dengan rasa yang haru padaku..

“Dik, kamu memang wanita luar biasa… Sangat beruntung Dik Fariz andai bisa mendapatkanmu kembali… Kau tak pernah menggeluh menanggung beban segitu beratnya, yang harusnya bukan tanggung jawabmu.. Mbak titip  Salsa dan Faiz ya…  Beruntung kedua anak itu menemukan ibu sepertimu…”  Aku hanya diam menunduk..Kenapa orang-orang melihat anak-anak itu sebagai beban… Bagiku  Faiz dan Saksa adalah anugrah..titipan Allah..sama seperti Haafidz dan Alfina… Aku bahagia menerima mereka..dan lebih lagi Allah memberikan rasa yang sama terhadap mereka tak ada bedanya rasaku terhadap Haafidz dan Fina…

Ketika sampai sekolah Faiz,  kulihat  Faiz matanya berbinar ketika melihat Ayahnya menjemputnya… Anak-anak yang malang… Hal sederhana  ini saja tak kalian peroleh… Apalagi begitu masuk mobil dia mendapatiku… Langsung tersenyum dan seperti biasa kolokan kalau dekat denganku…Namun karena ada Ayahnya, dia tak berani manja-manja amat denganku, lalu mengambil Fina diciuminya senang…

“Terima kasih ,Bunda… Faiz senang..” Katanya jujur tanpa bisa menyebunyikan kegembiraannya…

Lalu  Mas Fariz mengajak kami makan bersama di restoran cepat saji  request anak-anak… Mas Fariz betul-betul ingin menyenangkan anak dengan memenuhi semua permintaan mereka . Aku, walau canggung sekali berada disampingnya ,masih kucoba menikmati ,terbawa senangnya anak-anak menikmati kebersamaan ini…

Dan sore itu kami pulang dengan kegembiraan masing-masing… Fina dapat baju cantik pink, Salsa tas sekolah baru, Haafidz mainan mobil-mobilan dan Faiz bola basket yang sudah jauh hari diinginkannya…  Dan aku menolak ketika dia  menawari apa yang aku inginkan… Aku tak menginginkan apapun..kegembiraan anak-anak ini saja sudah cukup…

Sampai pondok sudah sore, mas Fariz langsung menghentikan mobil di pondokku. Baru saja aku turun, Ali berlari-lari dari timur…

“Gus, ada tamu..” Katanya sambil masih terenggah-enggah..

“Siapa, Al..?” Tanya mas Fariz sambil melihat ke arah pondokknya..raut wajahnya langsung berubah begitu melihat ada mobil di depan pondoknya..

“Katanya Ibunya Mas Faiz..” Dheg… kulihat anak-anak juga langsung menoleh…wajahnya berubah seketika..kegembiraan yang baru kami nikmati, seketika seperti tersaput  angin kencang dari wajah mereka… Akupun terpaku tak tahu harus bagaimana..

“Faiz, Salsa…disini dulu… Biar Ayah yang nemuin ibu dulu…” Mereka pun menurut..Mas Fariz segera bergegas berjalan ke timur ke pondoknya.. Kuajak anak-anak masuk pondok… Kusuruh Fitri masak air untuk anak-anak mandi… Kulihat Faiz langsung masuk kamarku…

Aku sendiri masih bingung bagaimana haris bersikap…Kuminta Fitri mengajak Fina, lalu kuambil air wudhu untuk sholat ashar…

Ketika aku masuk kamar, kulihat Faiz bersila diatas sajadah dengan menunduk dalam… Duh..pasti sedang galau hatinya luar biasa, hingga kulihat dia begitu tertunduk dalam … Bunda bangga padamu,Nak..galau hatimu kaubawa pada Robb mu..

Pelan kugelar sajadah  dibelakangnya agar  tak menganggu tafakurnya.. “Yaa Allah  Yaa Robb..semoga tak terjadi keburukan apapun atas anak-anakku..semoga Engkau pertemukan kebaikan bagi mereka… Beri hati yang kuat , sikap yang tegar menghadapi semua ini Yaa Robb…Tanganku tak cukup kuat untuk merengkungnya, namun KasihMu pasti lebih kuat menaunginya… Kali ini ulurkan kasihMu pada anak-anakku Yaa Robb…Karena hamba tak cukup kuat untuk memberi semuanya…Tolonglah Yaa Robb..Ulurkanlah pertolonganMu pada buah hatiku..Harapku hanya padaMu…Hanya padaMu…”

Sampai setenggah jam berlalu, tak ada tanda Mas Fariz atau Ibunya Faiz mendatangi anak-anak. Kupangggil Salsa dan  Faiz… Salsa mendekat padaku sambil kepalanya diungsepkan ke pangkuanku…

“Bunda..Salsa gak mau ikut Ibu..Salsa mau disini saja.. Bilang ke Ayah ya..Salsa nggak mau..!”  Kenapa anak ini… Apa yang menyakitinya sampai begitu tak ingin mendekat dengan ibunya..Kuelus rambutnya…

“Ibu kesini karena kangen Mas Faiz dan Mbak Salsa…”

“Pokoknya Salsa gak mau ikut Ibu..ya Mas ya..?”  Salsa meminta dukungan kakaknya.. Faizpun mengangguk..

“Mas Faiz gak ingin ketemu Ibu..?” Remaja tanggung yang mendung wajahnya itu menggeleng…

“Kasihan Ibu pasti kangen…”

“Gak mungkin Ibu kangen kami..kalau kangen pasti dari dulu ibu sudah menemui kami, kenapa setelah sekian lama baru menemui kami sekarang..?”

“Ibu kan butuh waktu juga ,Mas..dan sekaranglah waktu yang tepat yang dipilih Ibu untuk menemui Mas Faiz dan Mbak Salsa…”  Namun susah payah kubujuk dua anak ini tetep kekeh tak mau bertemu Ibunya… Hati mereka betul-betul terluka… Mungkin memang butuh waktu agar mereka bisa melunak..kalau aku paksa, mungkin justru tak baik bagi mereka…

Setelah sholat magrib, baru mas Fariz mendatangi kami yang masih di kamar, baru saja berjamaah sholat magrib.  Ditanyainya Salsa dan Faiz bergantian, apa mereka mau bertemu Ibunya…Dua anak itupun dengan yakin menggeleng…Lalu  Mas Fariz bergegas keluar kamar, aku menyusulnya…

“Mas…” Dia berhenti menoleh padaku..

“Beliau masih disini..?” Dia mengangguk…

“Mas bujuk anak-anak untuk ketemu Ibunya, walaupun hanya sebentar..Kasihan Ibunya..” Dia tersenyum sinis..

“Kau tahu sendiri ,Dik, mereka tak mau menemui Ibunya…aku tak mempengaruhinya… Dia saja gak kasihan sama anak-anak kok… Kalau dia memang Ibu yang baik, mestinya dari dulu dia menemui anak-anaknya,toh aku juga tak melarang..dia juga tahu anaknya ada dimana..tapi kenapa, setelah anak-anak nyaman, anak-anak bisa menyesuaikan dan keluar dari situasi yang sulit, baru sekarang dia menemuinya… Sudahlah, kali ini biar anak-anak yang memutuskan… aku juga tak tega memaksa mereka…” Akupun akhirnya tak bisa membantah.. Semua terserah anak-anak..selama ini mereka yang telah merasakan penderitaaan, maka biarlah kuturuti maunya kalau itu bisa membuat mereka nyaman.. Namun sisi hatiku yang lain tak tega juga pada Ibunya Faiz…perasaanku sebagai Ibu bisa merasakan bagaimana sulit dan tersiksanya berpisah dengan anak-anaknya, apapun itu penyebabnya…Pasti sakit dia tertolak seperti ini oleh anak-anaknya…Namun mungkin semuanya memang butuh waktu…butuh kesabaran untuk melunakkan dan menyembuhkan hati yang sakit… Memang apa yang kita lakukan itulah yang akhirnya berbalik pada kita..ternyata benar adanya..dan aku melihatnya sekarang… Duh Yaa Robb..lindungi hamba dari kejahatan hati dan sikap hamba  yang bisa menyakiti hati orang lain… Jaga hamba dari kekerasan hati yang melukai hati yang lain…Dan jagalah kami semua dari tanagn-tangan yang ingin menyakiti dan melukai kami… Lindungi kami Yaa Rahim…Pagari kami Yaa Rahman…”


Tags: Add new tag, okti

Sekeluarga Terenggut dalam Kecelakaan Kereta

Posted: 02 Oct 2010 04:12 PM PDT

TEMPO Interaktif, Pemalang -- Satu keluarga tentara asal Desa Keji, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, tewas dalam kecelakaan kereta api di Stasiun Petarukan, Pemalang, kemarin dinihari.

Anggota keluarga yang tewas tersebut adalah Bayu Sakti, 33 tahun; istrinya, Marieta Catur Yenny Septanti (29); dan putra mereka, Sebastian Fidelio (4). Mereka tinggal di Bogor dan hendak mudik ke rumah orang tua Bayu di Keji.

Kakak Yenny, Eko Yuliarto, mengatakan Bayu pindah rumah dari Ungaran ke Bogor enam bulan lalu. Keluarganya meminta Bayu pulang karena saat Lebaran mereka tidak mudik.

"Saya kontak terakhir dengan Bayu Jumat pukul 20.00. Esok paginya, keluarga mendapat informasi kereta yang ditumpangi Bayu kecelakaan," kata dia.

Eko mengimbuhkan, Bayu adalah anggota Kodam IV/Diponegoro Semarang berpangkat sersan kepala. Sedangkan istrinya bekerja di sebuah apotek di Bogor.

Menurut dia, ketiga jenazah itu akan tiba di rumah duka kemarin malam dan dikebumikan di pemakaman Desa Keji hari ini.

Tabrakan kereta api terjadi di lintasan tiga, sekitar 500 meter arah barat Stasiun Petarukan, Kabupaten Pemalang, kemarin sekitar pukul 03.00 WIB.

Kereta Argo Anggrek rute Jakarta-Surabaya yang mengangkut 336 penumpang menabrak kereta Senja Utama rute Jakarta-Semarang, yang mengangkut 663 penumpang.

Selain Bayu, ada dua anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat lain yang tewas dalam kecelakaan tersebut, yaitu Kolonel Yulianto, yang bertugas di Kementerian Pertahanan, dan Prajurit Kepala Heri Pramono. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan mengatakan, dalam kereta Senja Utama terdapat 10 anggota TNI. Dari 10 orang tersebut, 3 meninggal, 2 luka ringan, 3 masih dicari, dan 2 selamat.

Warga Koja, Jakarta Utara, juga ada yang menjadi korban tewas. Ismail Anwar, 38 tahun, warga Koja tersebut, sedang dalam perjalanan ke Semarang setelah menjenguk dua anaknya.

Keponakan Ismail, Radius, mengatakan pamannya bekerja di PT Pelni sebagai anak buah kapal bagian mesin kapal motor Dobonsolo. Ia berangkat ke Semarang dengan kereta Senja Utama untuk pergi melaut hari ini.

Saat berangkat Ismail, yang baru tiga bulan bercerai, berpesan kepada istrinya, Indah Susilawati, 27 tahun, agar menjaga kedua anaknya yang kerap ditinggal melaut. "Almarhum dua bulan di laut, dua minggu di darat." Menurut Radius, pola kerja ini pulalah yang menyebabkan Ismail berpisah dari sang istri.

Indah, yang kini tinggal di rumah orang tuanya di Cibinong, sempat pingsan karena tak kuat menahan kesedihan. Sementara itu, kedua anak mereka, Firman, 7 tahun, dan Bunga, 5 tahun, tampak tidak menyadari rumahnya ramai oleh orang yang melayat ayah mereka.

Sebenarnya, Radius menyebutkan, Ismail bisa terhindar dari kecelakaan maut seandainya ia berangkat Kamis lalu sesuai dengan jadwal keberangkatan yang diberikan Pelni. Tapi Ismail menunda keberangkatan hingga Jumat untuk menikmati kebersamaan lebih lama dengan anak-anaknya. "Almarhum menunda sehari karena Firman ulang tahun Sabtu ini," ujarnya.

ANT | PUTI NOVIYANDA | EFRI

YLKI: Menhub Harus Minta Maaf Dan Mengundurkan Diri

Posted: 02 Oct 2010 03:44 AM PDT

YLKI mendesak Menhub Freddy Numberi meminta maaf kepada masyarakat dan keluarga para korban tabrakan KA dan mengundurkan diri. Apa mau?

Bisnis Sampingan Tanaman <b>Anggrek</b> | galeriukm.web.id | inspirasi <b>...</b>

Posted: 01 Oct 2010 08:41 PM PDT

Hampir setiap orang mengenal Bunga Anggrek, pesona bunga anggrek yang menawan telah membuat banyak pecinta tanaman hias berburu dan mengoleksi anggrek dari penjuru daerah. Selain keindahan bunga anggrek, jenis anggrek yang ada di dunia ini sangatlah bervariasi, tercatat lebih 30.000 spesies angrek di seluruh dunia, belum lagi anggrek hasil persilangan. Bisnis bunga anggrek memiliki pasar yang relatif stabil dibandingkan dengan bisnis bunga lain seperti gelombang cinta yang sempat booming beberapa saat yang lalu. Tidak mengenal booming dan juga tidak surut. Karena itu bisnis bunga anggrek cukup potensial untuk ditekuni.

Peluang bisnis bunga anggrek selain untuk memenuhi pasar dalam negeri juga telah diekspor ke beberapa negara seperti Jepang , Singapura dan beberapa negara lainnya. Pasar anggrek dalam negeri ditujukan untuk koleksi para penghobi, penghias taman maupun bunga untuk acara-acara tertantu. Untuk pasar luar negeri biasanya memerlukan standart kualitas yang cukup ketat, misalnya pasar Jepang sangat ketat dalam hal kandungan pestisida seminimal mungkin dalam bunga anggrek.

Bisnis tanaman angrek bisa ditekuni sebagai usaha sampingan dan bisa memanfaatkan pekarangan rumah yang ada. Selain itu usaha di budidaya bunga anggrek tidak membutuhkan modal yang besar, cukup ala kadarnya. Dari segi waktu, masih bisa dikerjakan secara sambilan. Tidak heran banyak usaha tanaman anggrek ini dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga di sela-sela kesibukannya. Bisa dikatakan bisnis tanaman anggrek merupakan bisnis yang bisa dilakukan dari rumah.

Argo Bromo Anggrek yang Membawa Petaka

Posted: 01 Oct 2010 07:03 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Sabtu (2/10/2010) pagi ini sekitar pukul 03.00, Kereta Api Argo Bromo Anggrek menghajar Kereta Api Senja Utama Semarang, bagaimanakah profil Kereta Api Argo Bromo Anggrek, yang menempuh perjalanan Stasiun Gambir-Surabaya Turi?

KA Argo Bromo Anggrek dioperasikan sejak tanggal 24 September 1997. Kereta ini dikembangkan (derivative merk) dari KA Argo Bromo JS-950 yang diresmikan pertama kali perjalanannya oleh Presiden RI pada tanggal 31 Juli 1995 untuk menandai Hari Teknologi Nasional 12 Agustus 1995.

Nama Bromo diambil dari nama satu gunung yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Semua kereta api eksekutif memang dinamai mengikuti gunung seperti Argo Gede (Jakarta-Bandung), Argo Jati (Jakarta-Cirebon), hingga Argo Lawu (Jakarta-Solo).

Sebutan Anggrek digunakan untuk menandai adanya derivative merk dari produk sebelumnya sehingga warna eksterior kereta tersebut disesuaikan dengan paduan warna setangkai bunga anggrek.

Kereta api eksekutif ini menempuh perjalanan sepanjang 725 kilometer melalui lintas utara dengan perkiraan waktu tempuh sembilan jam. KA Argo Bromo Anggrek dengan kapasitas 400 seat terdiri atas delapan rangkaian kereta api kelas eksekutif dan dalam perjalanannya hanya berhenti di Stasiun Pekalongan dan Semarang.

Menurut ahli transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno, biasanya ada pergantian masinis di Stasiun Pekalongan.

Smart FM Online » Refleksi Prie GS: <b>Anggrek</b> Melengkung

Posted: 30 Sep 2010 07:52 PM PDT

Di sisi kiri pagar rumah saya ada setangkai bunga anggrek yang tumbuh di dalam pot. Ia tumbuh begitu saja, dalam arti kami tidak merawatnya secara khusus. Dari sisi tata letaknya saja tidak menunjukkan anggrek itu sebagai tanaman ...

Anggrekku, oooohhh Anggrekku… | BALTYRA

Posted: 29 Sep 2010 05:08 PM PDT

Nunuk Pulandari – Belanda


Als de orchideeën bloeien, Dan denk ik terug aan jou ..

Sebuah lagu lama yang mengingatkan saya pada bunga-bunga Anggrek yang sedang bermekaran di ruang bawah. Menanam Anggrek adalah salah satu hobby berat saya. Seperti teman-temin lihat, untuk menyalurkan hobby ini saya memakai  plus minus 40% dari ruang yang ada.  Bahkan meja makanpun dikorbankan untuk tempat pot-pot  Anggrek… "Lhoo, teruuusss, makannya di mana" : Anda bertanya…

Tidak menjadi masalah. Biasanya kami mengundang tamu hanya weekend  saja dan itupun ke rumah di dekat Den Haag. Untuk sehari-hari, kalau kami di utara , makan nya di meja bundar ala Jepang  yang ada di depan t.v… Ingat kalau sedang  camping. ..Ha, ha, ha..  Atau duduk di kursi sofa yang ada…. Kami relax sekali kok.

Untuk mendapatkan  bunga yang indah sebetulnya tidaklah terlalu sukar. Yang saya lakukan hanya memberinya "minum" setiap awal Weekend. Sebulan sekali "minumannya"  ditambah dengan pupuk . "Hal penting" yang selalu saya lakukan di pagi hari hanya mengucapkan: "Goedemorgen". ..

Rupanya bunga-bunga bisa merasakan betapa besarnya perhatian yang ada… Kadang , karena saya terlalu lama ngutak-utik Anggrek terdengar juga komentar di belakang saya: "Ja, ja, je moeder houdt niet meer van mij" (Ibu kamu tidak lagi cinta saya). Itu komentar kontjo ngadjeng sambil guyon karena saya lupa buat teh..Ha ha, haa (Foto bawah: Catleya)


Dengan asumsi bahwa teman-temin sudah tahu jenis-jenis ini, sengaja saya tidak sertakan nama-namanya. "Kok mbingungaké toch nduk,  jenengé angel-angel tenan" (kok bikin bingung saja, namanya banyak benar) : Kata eyang dulu di Jakarta..

Teman-teman, memandangi bunga Anggrek memberikan keasyikan tersendiri. Selintas kadang hanya terlihat warna ungu saja. Tetapi kalau diperhatikan lebih lanjut akan terlihat bedanya. Misalnya titik-titiknya yang lebih halus, lebih banyak. Atau garis-garisnya lebih panjang dan berwarna putih atau merah. (lihat 2 bunga  kuning di meja)

Teman-temin beberapa minggu yang  lalu saya membaca di salah satu koran  tentang sulitnya untuk mendapatkan kembali beberapa jenis Anggrek Bulan besar, warna putih di tempat habitat asalnya. Rupanya semua sudah dipindahkan dan dikembangbiakan di Belanda dan di negeri barat lainnya ya? Memang sih akhir-akhir ini terutama di Belanda boleh dikatakan bahwa menanam Anggrek sudah tidak asing lagi. Misalnya dari 5 rumah di deretan depan dan 5 lainnya di sebelah rumah saya, yang menanam  Anggrek di belakang  "vensterbank"nya )   ada 7 rumah..

Menggelembungnya minat masyarakat untuk menanam bunga Anggrek bisa dilihat dari semakin mudahnya kita bisa membeli. Untuk memperolehnya, untuk yang jenis bunga Anggrek Bulan biasa, kita bahkan bisa membelinya di toko-toko swalayan. Tidak perlu lagi pergi ke "tuincentrum" pusat penjualan keperluan berkebun. Harganya sangat bergantung pada jenis dan jumlah tangkai bunganya. Misalnya jenisnya Anggrek Bulan yang berwarna kuning dengan lidahnya yang berwarna merah dan dalam satu pot ada dua tangkai harga per potnya bisa mencapai 17.50 euro. Kalau yang berwarna putih (tanpa ciri-ciri khusus) bisa lebih murah. Plus minus 7.50 – 12.50 E

Untuk bunga Anggrek Catleya (lihat tiga foto di atas) masih jarang yang memilikinya. Selain harganya yang menurut saya masih cukup mahal, juga untuk mendapatkannya, kita biasanya harus pergi sendiri ke tempat pengembang biakan Anggrek yang lokasinya cukup jauh dari daerah perkotaan. Untuk sekedar gambaran saja. Satu Anggrek Catleya biasanya dijual paling murah plus minus 30 euro.

Kalau saya berceritera tentang Anggrek saya jadi ingat waktu masih punya Anggrek di sekeliling kebun di Jakarta duluuuuu. Untuk ukuran saat itu tanaman Anggrek saya sudah cukup banyak. Karena saya punya 3 balai-balai bertingkat yang  cukup besar untuk menempatkan pot-pot. Pusingnya muncul waktu saya dan anak mau berangkat ke Hawaii.. Harus di kemanakan? Setelah dipikir dengan masak-masak, akhirnya semua bunga berikut balai-balainya dijual… Na, uangnya bisa dipakai  beli ticket Jakarta-Honolulu vice versa, untuk dua orang…. Tapi itu duluuuuuu lhooooo… Kalau sekarang ya saya belum tahu….

Teman-temin banyak orang masih percaya bahwa untuk berhasilnya tanam-menanam bunga Anggrek dan bunga Mawar, diperlukan dua "groene handen" tangan hijau. …. Kalau anda melihat tangan saya, warnanya ya normal-normal saja… Tidak hijau.. Yang hijau hanya matanya saja. Ha, ha, haaa.  Terutama  kalau melihat uang nganggur… Ha, ha, haaaa… Soalnya pengin beli Anggrek teruuuusssss….

Teman-temin beberapa hobby saya, seperti  baca, masak, menanam Anggrek,  menari sudah menular pada kedua anak saya, Birrutte dan Lei. Sore ini saya baru melihat Birrutte demo tari Salsa dan Bachatan di Bursa Perlengkapan Pernikahan. Pot- pot bunga Anggrek pun sudah mulai berjejer di  appartemennya.  Lei  juga idem dito.  Kalau hobby membaca memang sudah sejak kecil. Jadi pepatah yang mengata kan bahwa: "De appel valt niet ver van de boom" (Buah apel jatuh tidak akan jauh dari pohonnya) maksudnya : sifat, kebiasaan sang anak tidak akan jauh berbeda dengan orang tuanya, memang sering kita jumpai. Untuk itu mari kita bimbing anak-anak kita dengan cara bermain bersama.  Sehingga secara tidak langsung mereka akan memperhatikan dan belajar dengan senang hati. Tanpa merasa dipaksakan.

Semoga di kemudian hari  hobby-hobby anda bisa ditularkan pada putera dan puteri anda.

Untuk teman-temin  yang hobby menanam Anggrek ada satu tips kecil agar Anggrek anda selalu segar.  Letakkan dalam "emmer" ember atau "waskom"  tempat cuci besar, dengan air yang cukup banyak , di dekat tanaman Anggrek anda, agar kelembaban udara di sekitarnya selalu terjaga.  Mari kita lestarikan Anggrek milik Indonesia…..Semoga tidak diserobot oleh negara tetangga kita.

Selamat menanam Anggrek en de groeten.  Nu2k

Febrina: LIPI Umumkan 2 Spesies <b>Anggrek</b> Baru

Posted: 27 Sep 2010 06:47 PM PDT

VIVAnews - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengumumkan dua spesies anggrek baru yang muncul di belantara Kalimantan. Dua anggrek baru ini dinamakan Dendrobium flos-wanua D Metusala, P O’Byrne & JJ Wood dan Dendrobium dianae D Metusala, P O’Byrne & JJ Wood.

Anggrek ini termasuk didalam marga Dendrobium seksi Calcarifera yang pusat spesiasinya diduga ada di bagian barat Indonesia, yaitu pulau Sumatera.

Kedua spesies ini dideskripsikan secara ilmiah oleh Destario Metusala (Kebun Raya Purwodadi-LIPI) bersama kedua rekannya Peter O’Byrne (praktisi anggrek di Singapura) dan J.J.Wood (Peneliti dari Herbarium Kew Botanical

Meski diduga berpusat di Sumatera, menurut peneliti LIPI Destario Metusala dalam siaran pers yang diterima VIVAnews , Senin 27 September 2010, penelitian yang dilakukan secara simultan oleh peneliti dari Herbarium Kew Botanical Garden-Inggris yang mengobservasi kawasan Sarawak dan peneliti dari Kebun Raya LIPI yang melakukan observasi di Kalimantan, menunjukkan bahwa pulau Borneo merupakan salah satu pusat spesiasi yang utama dari Dendrobium seksi Calcarifera ini mengingat setiap tahun selalu ditemukan spesies-spesies baru dengan tingkat endemisitas yang tinggi pada anggrek seksi ini.

Kedua spesies baru ini telah dipublikasikan di jurnal internasional Malesian Orchid Journal pada akhir bulan September 2010 setelah melalui proses penelitian selama kurang lebih 2 tahun lamanya. Publikasi ini akan menjadi acuan penting bagi para peneliti maupun masyarakat di dunia internasional terhadap perkembangan ilmu biologi dan taksonomi pada suku anggrek-anggrekan (Orchidaceae) di kawasan Malesiana. Kedua anggrek spesies baru ini diperkirakan memiliki area distribusi yang terbatas hanya di kawasan Kalimantan. Oleh karena itu jenis ini tergolong sebagai spesies endemik yang memerlukan perhatian khusus untuk konservasinya.

Ciri Khas 2 Anggrek

Anggrek spesies baru yang pertama adalah Dendrobium flos-wanua. Anggrek ini memiliki bunga dengan lebar 2.1-2.2 cm, berwarna hijau kekuningan mengkilat, sepal-petalnya membuka lebar, dengan bagian cuping tengah bibir bunga yang cukup lebar , berbentuk hampir segi empat dan berbelah dangkal di bagian ujungnya. Dalam satu perbungaan dapat membawa 2 sampai 8 kuntum bunga yang mekar hampir bersamaan. Selain bibir bunganya yang lebar, ciri khas unik anggrek ini adalah pada tonjolan kalus berbentuk “U” yang melintang pada bibir bunganya. Nama flos-wanua berarti “bunga Wanua” yang diambil dari nama Vincent Wanua, seorang hobiis anggrek di Malang yang telah membantu dalam penelitian ini.

Jenis anggrek yang kedua adalah Dendrobium dianae yang memiliki kedekatan morfologi dengan anggrek Dendrobium muluense dari Sarawak, bedanya kalau pada bibir D dianae memiliki dua buah kalus sejajar yang memanjang dan membujur dipermukaan cuping tengah bibir bunganya. Anggrek ini memiliki bunga dengan lebar 1.6-1.8 cm, berwarna mulai dari hijau muda polos hingga kuning tua mengkilat dengan pola strip kemerahan pada sepal dan petalnya. Perbungaannya menggantung dan menggerombol antara 4-12 kuntum bunga, sehingga rangkaian bunganya nampak sangat padat. Keunikan lainnya yaitu, variasi warna Dendrobium dianae yang sangat beragam. Padahal selama ini variasi warna tidak terlalu menonjol untuk seksi Calcarifera.

Menurut Destario, dari hasil observasi diketahui bahwa terdapat setidaknya lima variasi warna pada spesies ini, dan antar variasi warna bisa sangat ekstrim perbedaannya. Sehingga dari sisi hortikultura, keragaman warna pada D dianae ini justru dapat menjadi potensi besar untuk dikembangkan sebagai sumber genetik dalam kegiatan pemuliaan anggrek dan hibridisasi. Nama anggrek ini didedikasikan untuk seorang hobiis anggrek sekaligus penggiat konservasi anggrek di Kalimantan Selatan (Banjarmasin) bernama Dian Rachmawaty.

"Beliau berdua banyak mendukung penelitian-penelitian kami dibidang taksonomi anggrek, suatu bidang riset yang belum banyak mendapat perhatian nasional, namun tetap bisa berjalan optimal berkat bantuan banyak pihak antara lain rekan-rekan hobiis dan penggiat konservasi anggrek," kata Destario.

Dari sisi budidaya, anggrek ini terbukti cukup adaptif pada ketinggian 300-900 m dpl, dengan intensitas cahaya 50-70 persen. D flos-wanua umumnya berbunga pada bulan April, Juni dan November. Sedangkan D dianae hampir dapat berbunga sepanjang tahun. Kedua anggrek dari seksi Calcarifera ini menyukai media perakaran yang lembab, dan lingkungan dengan aerasi yang terbuka dan banyak angin. Hama berbahaya yang sering menyerang adalah tungau.

Lukisan <b>Bunga Anggrek</b> « Grosir kerajinan Bali

Posted: 20 Sep 2010 10:45 PM PDT

Lukisan Bunga Anggrek. 21 Sep 2010 Tinggalkan sebuah Komentar. by aagede78 in Lukisan Bali. Lukisan Anggrek. Ukuran 70 x 80 cm harga :Rp 275.000/ Harga bisa nego. Previous Lukisan Flora Next Lukisan Legong Bali ...

Cara menanam berbagai macam <b>anggrek</b> hias | Adinovi

Posted: 25 Jun 2009 12:00 AM PDT

Ini cara menanam dan Berkebun yang baik dan benar|tips mudah menanam dan memelihara anggrek hias. ... menyiram bunga karena akan menyebabkan cepat rontok. Gunakan air pam, kalo air hujan harus diendapkan dulu semalam. Saya juga biasanya menyiram dengan air bekas cucian beras dan bekas cucian ikan maupun daging. Perhatian : kalo daun terlihat layu atau kuning, kemungkinan karena terlalu banyak disiram. 7. Pemupukan. Diberikan sesuai umur tanaman, hindari pupuk ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar